Lampung

Carut Marut Kegiatan PRL Ketua Gepak Provinsi Ancam Serukan Adakan Aksi

35
×

Carut Marut Kegiatan PRL Ketua Gepak Provinsi Ancam Serukan Adakan Aksi

Sebarkan artikel ini

Tintainformasi.com, Lampung— Carut marut pelaksanaan pegelaran Pekan Raya Lampung (PRL) dikeluhkan para pengunjung diantaranya karena harga tiket masuk dinilai mahal.

 

Tidak hanya itu, sulitnya membeli tiket dengan persyaratan yang rumit juga dikeluhkan oleh para pengunjung yang hendak menikmati hajat tahunan dari Pemprov Lampung itu.

 

 

Carut marut dan keluhan dari para pengunjung PRL itu mendapat sorotan dari Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Pembangunan Anti Korupsi (Gepak) Lampung.

 

Ketua Gerakan Pembangunan Anti Korupsi (Gepak), Wahyudi mengatakan terkait carut marut pegelaran PRL dan keluhan dari para pengunjung itu, LSM Gepak minta pihak penyelenggara melakukan evaluasi.

“Iya kita menyikapi terkait carut marut dan keluhan dari pengunjung PRL kita minta pihak pengelola untuk segera melakukan evaluasi,” kata Wahyudi, Sabtu (25/5).

 

Dia menjelaskan carut marut pelaksanaan PRL itu sudah terlihat dari awal penunjukan penyelenggaran oleh Pemprov Lampung yaitu PT Grand Modern Indonesia dinilai tidak terbuka dan pihak penyelenggaraan juga tidak profesional dalam mengatur kegiatan.

 

“Dari awal penunjukan penyelenggara (PT.Grand Modern Indonesia tidak terbuka, anggaran tidak jelas, penataan lokasi semrawut, sampai ribetnya pembelian tiket serta mahalnya harga tiket masuk PRL,” jelasnya.

 

Dia menambahkan, LSM Gepak akan melalukan aksi demo jika pihak pengelola tidak segera melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan PRL tersebut.

“Kami akan melakukan aksi demo jika pihak penyelenggara tidak melakukan evaluasi sebab kebijakan dari pihak penyelenggara merugikan masyarakat Lampung ingin menikmati hiburan di PRL,” ujarnya.

 

Untuk diketahui pihak penyelenggara mematok harga tiket masuk PRL 2024 mulai Rp15 ribu sampai dengan Rp50 ribu sangat berat bagi masyarakat Lampung khususnya masyarakat menengat ke bawah yang ingin menikmati hiburan PRL.

 

Sebelumnya diberitakan, kondisi PRL pada pembukaan, Rabu (22/5) malam terlihat semerawut. Begitu masuk pintu utama, terlihat parkir kendaraan bermotor dan roda empat tidak beraturan.

 

Begitu masuk ke lokasi depan pintu PKOR Way Halim, terlihat dua tempat pembelian tiket kanan-kiri gerbang masuk. Namun proses beli tiket cukup lama karena sistem online dengan mendaftar kepada petugas di loket.

Calon pembeli tiket harus antre untuk mendapat tiket seharga Rp15 ribu dengan syarat harus menyebutkan nama, tanggal lahir, alamat email dan nomor kontak whatsapp baru bisa mendapat tiket dengan bukti barkot.

 

Kondisi itu dikeluhkan pengunjung PRL karena ribetnya pembelian tiket dan harga tiket yang cukup mahal dan juga parkir semerawut di depan pintu masuk PKOR sehingga terjadi penumpukan calon pembeli tiket.

 

“Ribet amat mau beli tiket harus pakai alamat email, gimana kalau orang yang enggk punya email, terus harganya tikenya juga mahal harusnya disubsidi dari pemerintah atau bahkan gratis,” Dewi warga way Huwi, Rabu (22/5).

 

Hal yang sama juga disampaikan oleh Ari Saputra, dia mengeluh mahalnya harga tiket dan parkir semrawut serta tidak jelas pengolaan parkirnya.

 

“Semrawut tempat parkirnya, ada tenda parkir, tetapi ditulis, motor sepuluh ribu dan mobil dua puluh ribu. Dalam kertas karcis bukti tiket ditulis kerusakan dan kehilangan pihak pengelola parkir tidak bertanggung jawab,” ujarnya.

 

PRL dibuka Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi di hadiri oleh sejumlah Bupati dan Wali Kota serta pejabat di lingkungan Pemprov Lampung.

 

Pembukanya PRL ditandai dengan pemukulan gamolan pekhing dan penyalah mercon kemudian setelah pemukulan Gamolan Pekhing, Gubernur Lampung menyumbangkan dua lagu yaitu Satu Rasa Cinta dan Aku Bukan Bang Toyib.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content protected !!