Tintainformasi.com, Lampung — Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewaruci mencatatkan sejarah. Kapal milik TNI Angkatan Laut yang memiliki 3 tiang utama, 16 layar dan panjang kapal 58,30 meter serta lebar 9,5 meter itu menyambangi dan singgah di perairan Lampung, tepatnya di Pelabuhan Panjang Kota Bandar Lampung, Kamis (11/07/2024).
Perlu diketahui, Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewaruci untuk pertama kalinya hadir di perairan Nusantara sekitar 60 tahun lalu. KRI Dewaruci singgah di Pelabuhan Panjang Lampung dalam rangka Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) tahun 2024.
Penjabat (Pj.) Gubernur Lampung yang diwakili oleh asisten bidang pemerintahan, hukum dan politik, Ganjar Jationo, menyampaikan, bahwa, momentum ini menjadi pengingat generasi muda bahwa Indonesia memiliki peran penting dalam perdagangan rempah di masa dahulu.
“Salah satu titik penting adalah Lampung yang berperan dalam perdagangan cengkeh, kopi, pala dan rempah-rempah lain yang menjadi komoditi utama dan menambah khazanah perdagangan rempah di masa lalu,” ucap Ganjar Jationo.
Lampung lanjut Ganjar, memiliki sejarah yang erat dengan Jalur Rempah di mana wilayah ini menjadi salah satu pelabuhan penting di Jalur Rempah yang mempunyai khasanah budaya yang sangat luar biasa.
Pelabuhan Panjang juga pernah menjadi pusat karantina haji, tempat persinggahan kapal-kapal dari berbagai negara untuk bongkar muat barang maupun orang, mengisi bahan bakar dan persediaan air serta makanan, serta berdagang.
“Pada Kamis, (11/07/2024) Dermaga Pelabuhan Panjang merupakan saksi sejarah di mana Teluk Lampung menjadi saksi kejayaan Lampung di masa lalu. Aktivitas perdagangan yang membawa dampak luar biasa pada masanya untuk kemajuan perekonomian di Lampung,” terangnya.
Menurut Ganjar, Jalur Rempah di Lampung tidak hanya bercerita tentang perdagangan, tetapi juga aktivitas budaya dan peradaban. Melalui Jalur Rempah, berbagai budaya dan tradisi dari bangsa-bangsa saling bertemu dan berakulturasi.
Sedangkan, dari sisi geografis, Provinsi Lampung sangat strategis karena merupakan pintu gerbang pulau Sumatera dan mempunyai kekayaan alam yang cukup besar serta kebudayaan yang di topang oleh dua kekuatan budaya besar yaitu Saibatin dan Pepadun.
Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Drs Siswanto mengatakan bahwa, ini adalah kesempatan untuk menyebarluaskan informasi tentang potensi kekayaan Indonesia tentang Jalur Rempah.
“Saya berharap ini menjadi bukti bahwa Indonesia adalah negara Adidaya Budaya dengan seluruh potensi yang terus dilestarikan hingga ke mancanegara,” ujar Siswanto.
Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) menjadi salah satu sarana untuk berbagi informasi perdagangan rempah dan budaya Nusantara.
Para Laskar Rempah (sebutan bagi para peserta) yang berjumlah 75 orang, telah melakukan berbagai kegiatan di titik persinggahan dan khusus tahun ini salah satu titiknya adalah Provinsi Lampung.
“Ini upaya kita mendukung Jalur Rempah sebagai salah satu jalur pelayaran dunia di mana ke depannya akan menominasikan sebagai Tentative Lists UNESCO.” Pungkasnya.
Dirjen Kebudayaan Drs Siswanto juga mengapresiasi seluruh pihak seperti Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal), Pemerintah Daerah Provinsi Lampung dan seluruh masyarakat Kota Bandar Lampung yang telah menyambut KRI Dewaruci dan Laskar Rempah dengan penuh antusias.
Komandan KRI Dewaruci Letkol (P) Roni L, menyebut bahwa pelayaran KRI Dewaruci melalui titik-titik Jalur Rempah mengandung sejarah budaya, historis, dan peradaban yang penting bagi simbol hubungan antar daerah.
“Selama KRI Dewaruci berada di pelabuhan Panjang Lampung, akses diberikan seluas-luasnya kepada masyarakat Lampung khususnya yang berada di kota Bandarlampung untuk dapat melihat secara dekat KRI Dewaruci,” jelasnya.
Kegiatan MBJR Tahun 2024 memberi kesempatan kepada 75 Laskar Rempah terpilih untuk menjelajahi 7 kearifan lokal di tiap lokasi yang sarat akan berbagai kekayaan budaya.
Setelah 3 hari berada di Lampung, KRI Dewaruci bersama Laskar Rempah akan bertolak ke Jakarta, untuk mengakhiri sekaligus menutup kegiatan perjalanan Muhibah Budaya Jalur Rempah tahun 2024.