BERITAINTERNASIONALJakarta

Asia’s Role in Global Diplomacy: Wilson Lalengke Diagendakan ke Komite Keempat PBB Bahas Sahara Maroko dan HAM

72

Tintainformasi.com, Jakarta — Tokoh pers internasional asal Indonesia, Wilson Lalengke, diagendakan sebagai pembicara dalam sidang Komite Keempat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membahas dekolonisasi, perdamaian, serta isu Hak Asasi Manusia (HAM) Sahara Maroko. di New York, Amerika Serikat, dari tanggal 7 hingga 12 Oktober 2025.

Kehadirannya di forum United Nations Fourth Committee tersebut menandai keterlibatan langsung intelektual Indonesia dalam dinamika diplomasi global.

Komite Keempat PBB, yang dikenal sebagai Special Political and Decolonization Committee (Fourth Committee), rutin menggelar pertemuan untuk meninjau situasi wilayah non-pemerintahan sendiri, termasuk Sahara Barat yang selama beberapa dekade menjadi sorotan internasional. Dalam forum tersebut, Wilson Lalengke diundang untuk memberikan pandangan mengenai dinamika politik, kondisi kemanusiaan, dan hak asasi manusia di Sahara Maroko.

Misi Diplomasi Kemanusiaan

Wilson Lalengke, yang dikenal sebagai aktivis pers serta penggerak literasi demokrasi di Asia Tenggara, menegaskan bahwa pidatonya akan menitikberatkan pada perlindungan hak asasi manusia, pentingnya penyelesaian damai, serta peran media dalam mendorong solusi berkeadilan.

“PBB adalah ruang global untuk menyuarakan keadilan. Isu Sahara Maroko bukan sekadar masalah geopolitik, tetapi juga menyangkut hak dasar manusia yang harus dihormati oleh semua pihak,” ujarnya menjelang keberangkatan ke New York.

Isu Sahara Maroko di Panggung Dunia

Persoalan Sahara Barat telah menjadi sengketa panjang antara Pemerintah Kerajaan Maroko dan kelompok Front Polisario yang menuntut kemerdekaan. Dewan Keamanan PBB beberapa kali mengeluarkan resolusi terkait, sementara negara-negara anggota memiliki posisi yang beragam. Keikutsertaan tokoh sipil seperti Wilson dalam forum resmi PBB dipandang sebagai suara alternatif yang memperkaya perspektif global.

Pengamat hubungan internasional menilai, partisipasi Wilson Lalengke menunjukkan bahwa peran masyarakat sipil dari Asia mulai diperhitungkan dalam menyuarakan penyelesaian konflik dunia.

“Ini menjadi momentum bagi Indonesia untuk hadir dalam percakapan global mengenai hak asasi manusia dan dekolonisasi,” ungkap Drs. Yulius Fanumbi, analis politik dan pakar hukum sosiologi.

Harapan dari Indonesia untuk Dunia

Indonesia, sebagai negara demokrasi terbesar di Asia Tenggara dan anggota aktif PBB, memiliki rekam jejak panjang dalam mendukung penyelesaian damai konflik internasional. Kehadiran Wilson Lalengke di sidang Komite Keempat PBB dinilai sejalan dengan semangat konstitusi Indonesia yang menolak segala bentuk penjajahan di muka bumi.

Sidang Komite Keempat PBB sendiri akan berlangsung pada awal Oktober 2025 di Markas Besar PBB, New York. Agenda pembahasan mencakup evaluasi implementasi resolusi terkait dekolonisasi, hak asasi manusia, serta masa depan politik Sahara Maroko.

Wilson Lalengke dijadwalkan menyampaikan pidatonya di hadapan ratusan delegasi negara anggota, organisasi internasional, dan lembaga pemantau HAM. Pidato tersebut diperkirakan akan menyoroti tanggung jawab moral komunitas global dalam menyelesaikan konflik berkepanjangan di Sahara Maroko, serta menyerukan langkah konkrit untuk menjamin perlindungan hak-hak masyarakat sipil di kawasan tersebut. (*)

(Tulisan dari wartawan A. Fadilah)

Exit mobile version