TintaInformasi.com,Semarang–Kota Semarang memiliki drummer cewek remaja yang tak kalah dengan kota lain. Namanya Monica Kezia Bunga Keinanti. Bahkan, gadis ini juga terus berkreasi musik dengan mengaplikasikan alat tradisional ke genre progresif metal.
Tak hanya itu, gadis yang masih duduk di bangku sekolah SMK kelas dua ini juga telah merilis single lagu dengan syair berbahasa Jawa. Alasan memilih bahasa Jawa, drummer yang akrab disapa Bunga Bangsa ini untuk melestarikan bahasa Jawa.
Karyanya dan kreasinya ini mendapat apresiasi para musisi papan atas. Salah satunya Gilang Ramadhan, salah satu drummer kondang di Jakarta, yang juga membuka sekolah musik.
“Ini sesuatu yang secara pribadi memang saya cari-cari. Untuk mensosialisasikan musik tradisional kepada anak anak muda yang sekarang ini cukup sulit. ungkap Gilang saat mendatangi rumah Bunga Bangsa di Kota Semarang, Kamis (26/5/2022).
“Dia punya formula untuk anak anak muda ini melirik kepada Indonesia, yang mempunyai musik musik tradisi untuk diaplikasikan ke dunia musik modern,” sambungnya.
Menurut Gilang, Bunga memiliki kelebihan dan secara tehnik sangat mahir dalam menabuh drum. Namun demikian, pihaknya berpesan hal terpenting adalah cara berpikir untuk supaya mendapat kreatif, dan Bunga juga telah mendapatkan pola, dan sudah dijaga.
“Ini keunikannya dia. Dan sekarang ini dia sedang gigih dengan atmosfir musik yang keras, rock. Tapi dengan elemen yang berbau tradisi ini cukup lain, terutama kalau dipertontonkan kepada anak anak muda sekarang ini,” bebernya.
Gilang berharap nantinya Bunga bisa tour barengan musisi lainnya, keliling Indonesia. Alasannya, Bunga merupakan anak yang berpotensi dan diperhatikan oleh musisi papan atas lainnya supaya terus maju dan semangat dalam dunia musik.
“Saya mengharapkan nanti berkat ada Bunga, dan mungkin ada Bunga Bunga yang lain mengikuti dia, karena dia mempunyai ciri khas yang berbeda dengan lainnya,” jelasnya.
Terkait karya nyata yang sudah dihasilkan Bunga Bangsa, yakni telah merilis dua single lagu. Masing-masing, judulnya berbahasa Jawa, termasuk liriknya. Yakni Prahara Rusaking Jagad, atau Peristiwa Rusaknya Bumi. Sudah dirilis pada Rabu (25/5/2022). Tepatnya, seminggu sebelum ulang tahunnya yang ke 17 tahun. Sedangkan singel perdana berjudul Panggrantesing Jagad (Kesedihan Bumi), telah dirilis pada Januari 2020 silam.
“Sebenarnya lagu ini pun diproseskan barengan dengan Panggrantesing Jagad. Jadi mulai tahun 2020 sudah direcording tetapi belum ada video klipnya,” ungkap Bunga Bangsa.
Single terbaru tersebut dirilis secara digital dalam format Video Klip di Channel Youtube Bunga Bangsa Official. Kemudian disusul dengan perilisan audionya yang dapat didengar diseluruh Platform digital seperti Spotify, Joox, Apple Music, pada tanggal 27 Mei 2022.
“Kenapa jaraknya (rilis) lumayan lama, dua tahun. Pengennya setelah rilis itu saya bisa main di kota-kota lain, mungkin di beberapa acara musik. Cuma waktu itu kan Pandemi, dan sementara main offline dulu di banyak kota. Akhirnya baru tahun ini bisa rilis lagi,” bebernya.
Bumi nangis pada di duduki Wiwit daratan tekan lautan.
Den kuras rojo branane Kamongko kabeh iku
Dadi srono raketing bumi.
Yen kabeh dikeduki ringkih buminipun Banjir bandang, bumi longsor Lindu prakempa tekan sunami…sunami Gunung jebluk…muntah lahar.
Kata-kata tersebut merupakan penggalan lirik lagu yang baru dirilis. Sebagai anak bangsa yang cinta terhadap tanah airnya, Bunga Bangsa memiliki misi untuk melestarikan budaya, bahasa dan musik tradisional di Indonesia. Sehingga, ia masih menggunakan bahasa jawa sebagai lirik dalam single terbarunya.
Selain itu, beberapa alat musik tradisional Indonesia seperti gamelan, seruling, kecapi dan kendang di balut apik dalam kesatuan utuh dalam komposisinya. Bersamaan juga, dengan musik khas Bunga Bangsa yang Modern dan Bergenre Proggressive Metal.
“Prahara Rusaking jagad bercerita tentang peristiwa rusaknya bumi akibat ulah manusia yang memanfaatkan Bumi secara berlebihan dan menggunakannya untuk kepentingan pribadi dan golongannya tanpa memikirkan dampak panjang terhadap keberlangsungan seluruh mahluk hidup di Bumi,” bebernya.
Pada pembuatan Video Klip tersebut, Bunga berkolaborasi dengan beberapa Musisi Besar di Tanah Air; Agung Hellfrog (Burgerkill), Hinhin (Nectura), Arief (Kapten), Ady Julian (Yovie n Nuno), Artmay Studio Tari, dan Kelompok Musik Tradisional Swarantara.
Bunga Bangsa berharap, karya ini bisa memperkaya khasanah musik di Indonesia. Selain itu, lirik lagu tersebut dapat menjadi pesan untuk seluruh pendengarnya supaya selalu menjaga bumi yang kita tinggali.
“Bahwa Bumi yang kita tinggali ini bisa membahayakan hidup kita dan keturunan kita kelak, jika perilaku dan sikap yang kita perbuat terhadap bumi dilakukan secara brutal dan tanpa tanggung jawab.
Mari Bijaksana Jaga Bumi, agar Bumi menjaga Kita,” ajaknya.
Tak hanya itu, Drummer Progressive perempuan kebanggaan Indonesia asli Semarang ini berhasil memecahkan rekor MURI sebagai Remaja Perempuan Penabuh Drum Terlama, selama 22 jam di tahun 2021. Pemecahan rekor tersebut Bunga berhasil menggalang donasi sebesar Rp 2,2M yang seluruhnya diberikan kepada 1400 Anak yatim di seluruh Indonesia melalui yayasan Mizan Amanah,” pungkasnya.
Sementara, Andreas Hudisasmoko, mengatakan sangat mendukung dan terus mensuport putrinya. Menurutnya, Bunga juga sudah punya banyak projek dengan musisi besar dan terkenal di tanah air.
“Itu sudah membuat dua rekaman lagu. Video klipnya belum, kalau rekaman audionya sudah. Dan ke depan memang ada beberapa tawaran yang mengajak untuk membuat satu grup musik yang genrenya paling tidak sesuai dengan Bunga,” imbuhnya.(AGUS)