TintaInformasi.com,Lampung Tengah– Sebanyak Ratusan ekor lebih sapi di Kampung Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, Lampung Tengah, Diduga terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Kampung yang mendapat julukan kota sapi ini, masyarakatnya bermata pencaharian sebagai peternak sapi, dengan jumlah populasi mencapai ribuan ekor.
Untuk peternak dalam kapasitas besar memanfaatkan lahan PTPN 7 dalam menggembala sapinya, sedangkan yang memiliki puluhan ekor memelihara sapi di kandang rumahnya.
Nampaknya kondisi kesehatan ternak di Kota sapi kini terancam. Pasalnya, wabah PMK diduga mulai mengancam Kampung Karang Sari.
Hal tersebut disampaikan Husniawati, Sapi yang yang di rawat dan menjadi tumpuan hidupnya, Sudah satu bulan ini diduga telah terpapar penyakit PMK.
“Baru satu bulan ini mas di Kampung kita ada penyakit seperti ini. Cukup khawatir juga mas, karena ini lah yang saya punya untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari dan biaya anak sekolah,” jelas Husniawati, Jumat 01 Juli 2022.
Untuk saat ini peternak yang berada di Kampung Karang Sari sangat membutuhkan bantuan dan solusi dari pihak terkait agar penyakit PMK ini dapat hengkang dari wilayah setempat.
“Untuk saat ini sapi saya belum ada yang sampai mati. Tapi kalau yang lagi hamil pasti yang didalam perut (Janin) itu mati. Karena sapi yang kena penyakit itu gak makan dan minum kan mas,”katanya.
Keluh kesah peternak yang ada di Kampung Karang Sari atau yang dikenal dengan julukan Kota Sapi sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah daerah setempat.
“Kita keluar uang sendiri untuk mengobati ternak, Sedangkan kondisi saat ini masyarakat memang masih memprihatinkan. Sekali nyuntik sapi 100 rb perhari ekor, Kadang kadang lebih mas,” Ujarnya.
Dampak ekonomis yang disebabkan oleh penyakit tersebut tentu merosotnya harga jual sapi ditingkat petani. Dalam hal ini peternak memisahkan sapi yang sakit, agar tidak menyebar ke ternak yang lainnya.
“Kalau yang sakit mas, Sapi saya pisah atau isolasi agar tidak menyebar luas mas. Untuk mengatasi hal ini sudah berbagai macam cara mas. Kalau mati kita yang rugi,” Pungkas Amat salah satu peternak sapi.
Penyakit ini seakan jadi momok bagi peternak. Karena sapi yang sakit nilai jual jauh di bawah harapan dan rugi bila dijual dalam kondisi tersebut.
“Alah mas, kalau sapi sakit kita jual harga sangat kecil atau murah banget. Biasa kita jual harga 15 juta kalo sakit paling 5 juta di beli orang mas,” bebernya.
Menindaklanjuti hal tersebut, Kepala Kampung Karang Sari, Sudarto mengatakan, Sudah satu bulan ini Kampung Karang Sari digemparkan dengan adanya sapi yang mulutnya berbusa dan ternak susah makannya.
“Sudah satu bulan ini mas, Saya selaku kepala Kampung sudah mendapat keluhan masyarakat. Banyak sapi-sapi kena PMK, Katanya warga. Gejalanya ini mulutnya berbusa. Saya melihat sendiri pulang dari angon air liur sapinya keluar semua mas, berbusa,” Imbuh Sudarto.
Menurut Sudarto, Kejadian seperti ini hampir menyeluruh terjadi di Kampung Sari. Sedangkan jumlah sapi di Kampung setempat di perkirakan 2000 ekor lebih.
“Untuk yang terdampak sudah dikarantina dirumah masing-masing mas. Sampai saat ini belum ada pihak terkait yang terjun ke lapangan meninjau kondisi sapi di Karang Sari. Saya memohon, mohon dan mohon bantuan nya untuk terjun ke Kampung kami agar masyarakat bisa terbantu khusus peternak sapi mas,” Tutupnya.
Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Taruna Bifi
belum bisa memastikan apakah benar yang menimpa peternak di Kampung Sari adalah PMK atau Penyakit Mulut dan Kaki.
“Waduh mas harus kita uji Laboratorium dulu, untuk kebenarannya,” Singkatnya. (Red)