Bandar LampungDPRD LampungLampungPartai

Anggota DPRD Provinsi Lampung, Aprilliati, SH, MH, Gelar Sosialisasi PIP Dan Wawasan Kebangsaan

21

TINTAINFORMASI.COM, BANDAR LAMPUNG – Anggota DPRD Provinsi Lampung, Daerah Pemilihan (Dapil) Bandar Lampung Aprilliati S.H., M.H., menggelar sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) dan Wawasan Kebangsaan di Kelurahan Pematang Wangi, Kecamatan Tanjung Senang, Kota Bandar Lampung, Senin (30/1/2023).

Pada kesempatan tersebut, Aprilliati yang juga menjabat sebagai Ketua Kaukus Perempuan Parlemen Republik Indonesia (KPPRI) Provinsi Lampung, mengajak masyarakat Lampung pada umumnya dan masyarakat Kota Bandar Lampung pada khususnya untuk bijak dalam menggunakan Media Sosial (Medsos).

Media Sosial mempunyai dampak positif dan juga negatif bagi kita dalam kehidupan bermasyarakat, seperti baru-baru ini kita disuguhkan kabar hoax yang dilakukan oleh seorang ibu-ibu di Mesuji yang menyebarkan berita dengan narasi ujaran kebencian terhadap Partai PDI-P, terkhusus Ibu Ketua Umum. Nah ini salah satu contoh dampak negatif dari penggunaan media sosial yang salah,” ujarnya.

Hal itu menurut Aprilliati karena kurang ditanamkannya nilai-nilai Pancasila dalam diri seseorang.

Makanya saya selalu tegaskan, jangan hapal lima silanya saja, namun pahami dan implementasikan juga nilai-nilai yang terkandung didalamnya,” tegasnya.

Ditempat yang sama, Ketua Bamusi PDI Perjuangan Lampung Ustadz Suparman Abdul Karim yang menjadi narasumber dalam sosialisasi tersebut mengingatkan kepada masyarakat untuk membentengi diri dari hal-hal yang merusak Pancasila di tengah masyarakat, seperti halnya Paham Radikalisme.

Akhir-akhir ini kita disuguhkan pemberitaan mengenai Khilafatul Muslimin yang notabenenya tidak percaya terhadap pemerintah dan kerap melakukan ujaran kebencian terhadap pemerintah. Ini harus kita hindari. Caranya dengan memahami nilai-nilai dalam Pancasila,” terang Suparman.

Sebab menurutnya, radikalisme bisa menyusup ke tengah masyarakat karena ideologi kita mulai terkikis.

“Usia remaja juga merupakan fase yang paling rawan dalam membentuk pola berpikir. Masa tersebut merupakan saat pikiran seorang individu sedang mencari jati diri,” ucapnya.

Suparman mengungkapkan, kenapa bisa muncul paham radikalisme dan terorisme di masyarakat dengan dalih Agama. Menurutnya, agama yang berasal dari Tuhan itu Suci tapi menjadi tercemar ketika sudah sampai ke Manusia.

Ketika agama diturunkan kepada nabi dan utusan ini masih suci, dan ketika ditransfer ke penyampai agama mulai tercemar apalagi ini sudah beribu tahun jaraknya. Jadi tidak semua penceramah atau penceramah itu maunya Allah seperti itu, sehingga bisa ada malpraktik agama,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, “Radikalisme dan terorisme adalah virus, sedangkan vaksinnya yang paling efektif adalah menggunakan bahasa agama. Pemikiran tersebut harus dilawan dengan pemikiran kepancasilaan dan disosialisasikan langsung ke masyarakat.” Pungkasnya. (*)

Exit mobile version