LampungPesawaran

Dua Tokoh Adat Hadiri Acara Pengukuhan Penyimbang Adat Saibatin Di Pesawaran

192
×

Dua Tokoh Adat Hadiri Acara Pengukuhan Penyimbang Adat Saibatin Di Pesawaran

Sebarkan artikel ini

TINTAINFORMASI.COM, PESAWARAN – Dua Tokoh Adat Lampung masing-masing Irjen Pol (Purn) DR. H. Ike Edwin S.IK., S.H., M.H., M.M., gelar Gusti Batin Mangku Negara, dan Yanuar Firmansyah gelar Suttan Junjungan Sakti ke-27 Paksi Pak Skala Bekhak, Kepaksian Buay Belunguh, menghadiri acara pengukuhan penyimbang Adat Saibatin di Gedung Handak Lioh Bekhak Kebumian Sukamakhga, Kebandakhan Way Lima, Kabupaten Pesawaran, Senin (20/03/2023).

Selain para penyimbang Adat Kebandakhan Way Lima, turut hadir juga Bupati Pesawaran H. Dendi Ramadhona S.TTP., Gelar Pangeran Paksi Makhga, Kapolres Pesawaran AKBP Pratomo Widodo S.IK., M.Si.,(Han) Gelar Suntan Perwira Negara, Ketua DPRD Kabupaten Pesawaran yang diwakili oleh Rifki Asofani S.H., serta Uspika Kecamatan Gedong Tataan.

Scroll Untuk Baca Artikel
Tour Travel
ADVERTISEMENT

Dalam sambutannya Dang Ike, sapaan akrab mantan Kapolda Lampung itu mengatakan bahwa kita harus bangga menjadi orang Lampung.

“Kita harus bangga menjadi orang Lampung, sebab Lampung adalah satu-satunya di Indonesia yang mempunyai Bahasa satu yaitu bahasa Lampung, aksara Lampung,suku Lampung, dan provinsi Lampung,” ujar Dang Ike.

Selain itu menurut Dang Ike, “Kita harus bersyukur kepada Allah SWT, karena kita hidup di bumi Lampung yang kaya akan Adat dan budaya, kaya akan sumber daya alamnya, subur tanahnya, dan semua itu adalah Anugrah dari Allah SWT kepada kita orang Lampung,” kata Dang Ike.

Sebagai orang Lampung seyogyanya harus terus melestarikan adat dan budaya Lampung.

“Sebagai orang Lampung selain bangga dan bersyukur, kita juga harus senantiasa menjaga dan memelihara serta melestarikan adat dan budaya Lampung, sebab orang yang beradat sudah pasti beradab.” ucapnya.

Mantan Kapolda Lampung 2016 itupun mengatakan, pemberian gelar adat Lampung itu ada makna dan tujuannya. Kegiatan ini bukan hanya dimaknai budaya literasi, namun tujuannya adalah suatu adat peninggalan yang harus dilestarikan.

“Perlu diketahui bahwa suku Lampung ini adalah suku yang luar biasa, bisa menempatkan manusia dan bisa memuliakan tamu di tiap acara dengan baik, inilah yang menjadi kekuatan kita sebagai orang Lampung yang adat dan budayanya masih kental.” Pungkas Dang Ike.

Ditempat yang sama Bupati Pesawaran Hi. Dendi Ramadhona mengatakan bersyukur dan bangga kepada masyarakat pesawaran yang tetap menjaga dan melestarikan adat dan budaya Lampung.

“Saya bersyukur dan bangga kepada masyarakat pesawaran, dimana masyarakatnya masih kuat mempertahankan dan menjaga serta melestarikan adat dan budaya Lampung,” ujar Dendi.

Jika dilihat dari letak geografis kabupaten pesawaran seharusnya Adat dan budaya Lampung sudah sirna dari bumi pesawaran.

“Coba kita lihat letak geografis kabupaten pesawaran yang hanya beberapa kilometer dari pusat kota Bandarlampung, selain itu destinasi wisata pantai maupun gunung yang begitu banyak, namun Adat dan budaya Lampung di Pesawaran tidak sirna ditelan zaman karena masyarakatnya senantiasa menjaga dan memeliharanya,” katanya.

Masih menurut Pangeran Paksi Makhga itu, Pesawaran memiliki ragam budaya yang khas dan unik, mulai dari adat istiadat, bahasa, dan sastra, tradisi, kesenian, arsitektur tradisional, hingga makanan tradisional.

”Tradisi budaya Kham Lampung juga sarat dengan pengetahuan dan pesan-pesan filosofis sai dapok kham jejama terapko dilom Ngebangun karakter bangsa,” katanya.

Selanjutnya Bupati Pesawaran itu juga mengajak para Tokoh Adat, Tokoh Agama dan segenap masyarakat Lampung untuk menjadikan acara ini sebagi sarana untuk melestarikan nilai-nilai kebudayaan Lampung.

“Untuk itu, sikindua ( saya -) mengajak seunyinne (semuanya) masyarakat Pesawaran untuk tetap menjaga serta memegang teguh tradisi budaya yang sekaligus menjadi ujung tombak dalam pelestarian kebudayaan Lampung,” ucapnya dengan menggunakan bahasa Lampung.

Orang nomor satu di Pesawaran itupun mengungkapkan, ada PR yang luar biasa terkait tentang bagaimana cara untuk terus melestarikan letak literasi bahasa lampung.

“Yang masih menjadi PR kita sekarang, anak muda kita yang masih pi’il (gengsi – red) bicara bahasa lampung, padahal itu termasuk cara untuk melestarikan bahasa lampung,” ungkapnya.

Bupati yang sangat cinta kepada budaya itupun menambahkan bahwa, dalam memasuki tahun politik khususnya di Kabupaten Pesawaran, diharapkan tokoh-tokoh adat bisa menjadi penengah dan penentram bagi masyarakatnya.

“saya berharap dengan adanya adat dan budaya yang kuat, kedepan masyarakatnya bisa semakin solid, semakin tertata, dan tentunya bisa ikut serta membantu pemerintah daerah dalam membangun Kabupaten pesawaran serta menciptakan situasi dan kondisi Kamtibmas diwilayah pesawaran tetap damai, tentram dan kondusif.” Pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *