TINTAINFORMASI.COM, LAMPUNG — Ketika Polda Lampung memutuskan menggelar Lomba Satuan Keamanan Lingkungan (Satkamling), aneka pertanyaan dan keraguan pun muncul. Pertanyaan yang menyelimuti itu antara lain, masihkan salah satu program warisan pemerintah era Presiden Soeharto ini tetap hidup di masyakarat?
Maklum, sejak diperkenalkan pada 1981 di era Kapolri Awaloedin Djamil, tahun demi tahun siskamling makin lama makin sayup-sayup terdengar antara ada dan tiada. Hidup segan mati tak mau.
Dulu namanya sistem keamanan lingkungan (siskamling). Namun berdasarkan Peraturan Kepolisian Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pam Swakarsa kini siskamling diubah menjadi satuan keamanan lingkungan (satkamling).
Pos kamling makin terpinggirkan dari kehidupan masyarakat. Terlebih ketika era digitalisasi mendisrupsi berbagai sendi kehidupan termasuk sistem pengamanan lingkungan. Lomba ini pun berhadapan dengan masyarakat yang terbiasa mengamankan wilayahnya dengan pam swakarsa karena sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Kemudian, dihadapkan dengan masyarakat yang terbiasa memakai closed cicuit televsion (CCTV) kamera pengintai yang dapat tersambung ke ponsel pintar alias smartphone untuk memantau situasi keamanan lingkungan. Wajar kalau kemudian muncul pertanyaan, masihkah masyarakat masih mau ronda dengan kondisi itu?
Situasinya mirip seperti sebait pepatah, ‘Ibarat membangkitkan batang terendam’. Fisiknya masih ada, tapi tenggelam jauh di dasar kolam. Fisiknya ada, tapi berubah dari pos kamling menjadi ‘pos kambing’, karena pos lebih sering dihuni kambing ketimbang warga yang ronda.
Namun Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika tetap mendorong jajarannya terutama Ditbinmas Polda Lampung untuk tetap menggelar lomba ini. Kapolda menilai ada misi yang lebih penting dari sekedar menumbuhkan kesadaran masyarakat terkait pemeliharaan keamaanan dan kenyamanan lingkungan, yakni membangkitkan dan memelihara semangat gotong-royong yang tak boleh hilang di masyarakat.
Kapolda meminta semangat gotong royong ini tetap harus terus diasah seperti menggosok mutiara agar tetap bersinar, karena dalam berbagai masalah bangsa seperti pandemi Covid-19, semangat gotong-royong terbukti ampuh membawa Indonesia ‘pulih lebih cepat, tumbuh lebih kuat’ dari negara lain.
Berbekal semangat membangkitkan batang terendam itu, perjalanan lomba satkamling pun dimulai terhitung 22 Mei hingga 10 Juni 2023. Situasinya mirip seperti ronda. Jajaran Polda Lampung pun keliling ke 15 Polres seperti memukul kentongan ronda untuk mengajak mengaktifkan kembali satkamling yang dibungkus lomba
“Kondisi satkamling seperti hidup segan mati tak mau. Hampir tiap desa ada pos kamling, tapi tanpa kegiatan ronda malam,” kata Kasubdit Satpam Ditbinmas Polda Lampung, AKBP Feri Wanto, saat berkunjung ke Pekon Air Kubang, Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus, Sabtu (27/5/2023) malam.
Lomba digelar berjenjang mulai tingkat Polres hingga satu pemenang dipilih mewakili Polres ke tingkat Polda dan akan ikut lomba ke tingkat Mabes Polri. Di Polres Lampung Selatan, misalnya, lomba ini berlangsung 20-26 Mei 2023 diikuti 11 peserta dari setiap Polsek jajaran yang ditunjuk.
aat berkunjung ke Pos Kamling Jalan Nusantara V RT 04 lingkungan 01 Kelurahan Labuhan Ratu Raya, Kecamatan Labuhan Ratu, Kota Bandar Lampung, Rabu (7/6/2023) malam, Kasubdit Polmas Dit Binmas Polda Lampung AKBP Ade Yaman, mengatakan kegiatan berbingkai Hari Bhayangkara ke-77 dan Pemilu 2024 ini, bukan sekedar lomba.
Tapi bagaimana merevitalisasi satkamling agar sesuai standar pengamanan lingkungan. Paling tidak ada lima standar satkamling yang harus dipenuhi sekaligus menjadi dasar penilaian satkamling.
Kelima kriteria itu yakni fisik pos satkamling termasuk kelengkapan peralatan, kesiapsiagaan dan antusiasme warga lingkungan sekitar. Kelimanya tersusun dalam aspek sumber daya manusia (SDM), sarana prasarana, kegiatan operasional, dukungan masyarakat, dan pembinaan satuan lingkungan.
Aspek dan kriteria penilaian lomba satkamling dari sisi SDM meliputi pelaksanaan satkamling, perencanaan jadwal satkamling, pengisian buku mutasi, pelatihan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), dan pelatihan pertolongan pertama pada gawat darurat (P3GD). Dari aspek sarana dan prasarana antara lain ketersediaan kotak P3K, buku butasi, senter, kentongan, borgol, tongkat, alat komunikasi, dan alat pemadam api ringan (APAR).
Kemudian aspek kegiatan operasional meliputi patroli ronda, penjagaan satkamling. “Lalu, yang tak kalah penting adalah aspek dukungan masyarakat dan aspek pembinaan satkamling yang menunjang lomba Satkamling ini,” kata AKBP Ade Yaman.
Di sisi lain, AKBP Feri Wanto, yang juga Ketua Tim Penilai Lomba Satkamling Polda Lampung mengatakan dengan standarisasi pos satkamling, diharapkan masyarakat tidak hanya semangat pada saat lomba. Namun yang paling penting pascalomba dengan tolok ukur kegiatan satkamling berjalan di tengah masyarakat.
Saat berkunjung ke Pos Kamling RT 02 RW 01, Pekon Sidoharjo, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu, Rabu (7/6/2023) malam, AKBP Feri Wanto, masih melihat ada semangat warga menghidupkan satkamling dilandasi gotong royong. “Kami mengapresiasi semangat dan dukungan masyarakat dengan menghidupkan kegiatan ronda malam dan dukungan terhadap sarana Pos Kamling ini. Harapannya, semangat ini bukan hanya saat perlombaan, namun bisa diimplementasikan dan ditingkatkan guna terciptanya situasi aman dan kondusif,” kata dia.
AKBP Feri Wanto menambahkan, dalam menjaga situasi keaman dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) yang aman dan kondusif, perlu ada peran segenap elemen masyarakat. “Keamanan yang kondusif tentu bukan hanya menjadi tugas pihak kepolisian semata, tapi menjadi tanggung jawab bersama,” kata Feri Wanto.