LampungLampung Tengah

Mencari Keadilan Pihak Keluarga Melapor Ke Polres Lamteng Terkait Meninggal Putranya.

30
×

Mencari Keadilan Pihak Keluarga Melapor Ke Polres Lamteng Terkait Meninggal Putranya.

Sebarkan artikel ini

TintaInformasi.com,Lampung Tengah – Seorang pelajar menghembuskan napas terakhirnya di rumah sakit, terindikasi tidak wajar diduga setelah ikut ekskul silat di sekolahnya.

Malang tidak dapat dihadag, kejadian ini menimpa anak dibawah umur tersebut sontak menimbulkan tanda tanya besar dari pihak keluarga.

Karena ada kejanggalan dari penyebab tewasnya anak korban, di sekujur tubuhnya dipenuhi luka lebam, gigi patah, dan kepala bagian belakang robek.

Lantas pihak keluarga menerima kesimpulan yang janggal dari pihak sekolah ataupun rumah sakit yang sempat menangani anak korban sebelum akhirnya meninggal dunia.

Dari tampak fisik jenazah, penyebab kematian anak korban yang diduga tewas pasca mengikuti ekskul pencak silat.

AS (38) selaku ayah korban kaget ketika mengetahui anaknya sudah meregang nyawa dengan kondisi penuh luka di rumah sakit.

Selama bersekolah di Kalirejo, Lampung Tengah, anak korban tinggal di asrama.

Sedangkan AS bekerja sebagai buruh harian lepas di Serang, Banten.

Peristiwa bermula pada Senin (29/5/2023) sekira pukul 01.30 WIB, AS mendapat kabar bahwa anaknya M (16) tengah dirawat di salah satu rumah sakit wilayah Kalirejo, Lampung Tengah.

Ayah korban yang berada di Serang, Banten langsung berangkat ke Lampung bersama kerabatnya menuju rumah sakit tempat korban dirawat.

Namun sesampainya di rumah sakit, nyawa anak korban sudah tak tertolong.

Saat AS meminta kejelasan, dirinya mendapat kabar bahwa pihak sekolah dan rumah sakit menyimpulkan bahwa penyebab kematian MA akibat infeksi pembuluh darah.

Sontak penjelasan tersebut membuat AS terkaget dan tidak percaya.

Bagaimana tidak, penjelasan pihak sekolah dan rumah sakit jika dibanding dengan kondisi fisik anaknya bertolak belakang secara kasat mata.

Bahkan, dari sejumlah luka yang ada pada tubuh M, ada dugaan akibat pengeroyokan.

Sekujur tubuh anak korban dipenuhi luka lebam, mulai dari kepala, gigi berdarah, kedua lengan lebam, perut membiru, gigi patah bagian depan atas hingga kemaluan yang tak henti mengeluarkan darah sampai waktu dimandikan.

Lantas AS menduga bahwa luka yang diterima anak korban seperti bekas adanya penganiayaan.

Karena tidak puas dengan penjelasan sekolah dan rumah sakit, AS akhirnya melaporkan kejadian yang menimpa anaknya ke Polres Lampung Tengah dengan Nomor Laporan : LP/B/167/V/SPKT/POLRES LAMPUNG TENGAH/POLDA LAMPUNG.

Toni selaku paman korban mengatakan, kini pihak keluarga yang ada di Lampung Tengah melakukan tahlil untuk Almarhum MA.

Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Polres Lampung Tengah yang saat ini tengah melakukan penyelidikan terkait tewasnya anak korban.

Selain itu, pada Rabu (7/6/2023) pukul 11.30 WIB dirinya sudah dihubungi pihak forensik RS Bhayangkara Polda Lampung.

Dengan upaya kooperatif tersebut, pihak keluarga berkenan membantu jajaran kepolisian mempersiapkan proses otopsi yang akan dilakukan pada Kamis (8/6/2023) esok, demi keadilan yang diinginkan pihak keluarga.

“(Kami) sedang menyiapkan untuk otopsi besok,” kata Toni, Rabu (8/6/2023).

Sementara Kasat Reskrim Polres Lampung Tengah AKP Edi Qorinas masih enggan untuk memberikan keterangan hasil pemeriksaan sementara terkait tewasnya pelajar yang diduga karena ikut pencak silat tersebut.

Namun, dirinya membenarkan bahwa pihaknya telah menerima laporan, dan peristiwa tersebut kini sedang ditanganinya.

Dirinya mengatakan, akan memberikan keterangan setelah melakukan prosesi bongkar makam dan otopsi bersama jajaran forensik Polda Lampung.

“Untuk keterangan (perkembangan kasus) lebih lanjut besok ya,” kata Edi Qorinas.(iswan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content protected !!