TINTAINFORMASI.COM, BANDAR LAMPUNG — Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un, Raden Muhammad Ismail telah meninggal dunia di RSUD Abdul Moeloek Bandarlampung pada Senin (1/1/2024) sekitar pukul 19.40 Wib dengan wajah tersenyum bahagia, insya Alloh sebagai pertanda bahwa almarhum berangkat dengan Husnul Khotimah.
Diantara ratusan para pelayat, mulai dari para Pejabat Pemerintah, Tokoh Partai, Rekan sejawat, Keluarga dan lain-lainnya juga terlihat Ketua DPRD Provinsi Lampung, Mingrum Gumay dan Direktur RSUD Dr. Abdul Moeloek, Lukman Pura yang turut melepaskan keberangkatan almarhum Raden Muhammad Ismail dari rumah duka menuju pemakaman keluarga yang terletak di Desa Negeri Ratu Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah sebagai tempat peristirahatan terakhirnya.
Menurut keterangan keluarga, almarhum sebelumnya terlihat sehat-sehat saja, tidak menunjukkan adanya gangguan kesehatan yang serius, dan bahkan pada malam pergantian tahun 2023 ke 2024 almarhum bersama keluarga turut merayakan meriahnya malam pergantian tahun.
Pada perayaan malam tahun baru itu juga bertepatan dengan hari ulang tahun isteri beliau Dr Nuyen dan pada momentum perayaan hari ulang tahun ini, almarhum sempat berduet dengan isteri menyanyikan lagu kesayangan keduanya.
Mewakili pihak keluarga, anak almarhum Raden Muhammad Ismail yang bernama M. Nadhif Athalla, S.Kom dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada seluruh sahabat ayah yang telah memberikan bantuan pengurusan ayahnya mulai dari Rumah Sakit hingga keberangkatan pelepasan jenazah dari rumah duka, semoga semua amal baik dari rekan dan sahabat ayah akan mendapatkan ganjaran berlipat dari Alloh swt, Selasa (2/1/2024).
Demikian pula ucapan dan harapan yang disampaikan oleh para pelayat, seperti Deni Ribowo, H. Muhammad Yusuf Kohar, Nero Koenang, Gunawan hamid Rahmatulloh serta lain-lainnya, dalam do’a semoga almarhum Raden Muhammad Ismail diampuni segala dosa dan kesalahannya, diterima semua amal ibadahnya, ditempatkan ditempat yang mulia disisi Alloh swt dan dijadikan tempat peristirahatannya sebagai taman-taman syurga.
Karangan bunga sebagai ungkapan rasa bela sungkawa juga memenuhi halaman rumah duka, yang seakan-akan turut merasakan kepedihan hati dalam menerima kenyataan harus berpisah untuk selama-lamanya dengan almarhum yang selama ini dikenal dengan sikap dan sifatnya yang santun serta saling mengasihi dengan sesama. (***)
