LampungLampung Tengah

Siswa R Trauma Dan Ingin Pindah Dari SMPN 2 Sendang Agung

329
×

Siswa R Trauma Dan Ingin Pindah Dari SMPN 2 Sendang Agung

Sebarkan artikel ini
Tintainformasi.comz Lampung Tengah— Oknum guru berinisial Bdn sebagai wali kelas 8C di SMP Negeri 2 di Kecamatan Sendang Agung diduga menganiaya siswa akibat keluar barisan saat upacara bendera. Peristiwa terjadi saat upacara bendera siswa inisial (R) dan satu orang teman nya kebelet Buang Air Besar (BAB).   Saat upacara bendera siswa inisial (R) dan satu orang teman nya kebelet BAB. Menurut (R) saat itu ia dan teman nya hendak BAB, namun karena di toilet sekolah tidak ada ember, siswa (R) numpang di Toilet warga, namun saat kembali ke barisan yang saat itu hampir selesai upacara, siswa (R) ketahuan oleh guru wali kelas 8C di saat itulah oknum guru tersebut melampiaskan aksi kekerasan nya.   Siswa inisial (R) kepada media ini menceritakan kronologis kejadian yang di alami nya saat media ini berkunjung ke kediamannya pada Kamis, (22/02/2024). (R) menceritakan, awal mula nya saya keluar dari barisan mau ke toilet, tapi ditoilet gak ada ember, jadi saya numpang ke toilet masyarakat, setelah selesai saya kembali ke barisan.”jelasnya   Selesai upacara saya di panggil, setelah di panggil saya di lempar buku, dan kepala saya ditarik, guru ambil topi saya sambil kepala saya ditarik kebawah, dan saya di ginikan,” “(sambil memperagakan aksi sang guru)” terus temen saya di joglo kepala nya ( di jedutkan). Setelah itu saya dihukum suruh hormat tiang bendera sampe sekitar dua jam,” ungkap (R)   Atas kejadian yang di alaminya, (R) trauma dan tidak mau lagi sekolah di sekolah itu lagi, saya udah trauma pak, gak mau lagi sekolah disitu,” tegas (R).   Atas kejadian yang di alami putranya, orang tua (R), mengatakan kepada media saya sangat kecewa dengan kejadian ini, anak saya gak mau sekolah lagi, dan saya berharap pihak sekolah agar bertanggung jawab anak saya gak mau sekolah lagi,” ungkap Ayah R dengan nada kecewa.   Usai bertemu korban, awak media coba mengkonfirmasi pihak sekolah SMP tersebut, namun karena jam sekolah sudah selesai, disekolah tidak adalagi yang bisa di temui untuk di konfirmasi, hanya ada beberapa siswa lagi yang sedang melakukan kegiatan diluar jam sekolah.   Pihak sekolah baru dapat dikonfirmasi pada, Sabtu (24/Februari/2024). media hanya bisa mengkonfirmasi Kepala sekolah SMP, Oknum guru si terduga pelaku Smack Down tidak mau menemui beberapa awak media yang hendak mengkonfirmasi, Rupanya keberanian oknum guru hanya pada seorang siswa.   Saat di konfirmasi, kepala sekolah SMP memberikan penjelasan, memang ada kejadian, sebenernya itukan di waktu upacara, Tapi coba nanti ada wali kelasnya yang menjelaskan, Kemaren kita sudah ketemu dirumah orang tua nya Kemaren juga bapak nya kesini juga.” Ungkap Edi kepala sekolah SMP.   Lanjut Edi menjelaskan, nama nya anak melakukan kesalahan, kan sudah semestinya kita ingatkan, namun tidak ada kekerasan fisik, tidak ada,” Kilah Edi menceritakan kejadian kepada awak media.   Menurutnya jenis pelanggaran yang di lakukan siswa (R) adalah, hari Senin itu ketika upacara, dia keluar barisan katanya sih mau BAB, dan masuk lagi setelah upacara selesai. Untuk lebih jelasnya biar nanti walikelas nya aja yang menceritakan biar lebih jelas,”Tuturnya seolah enggan menanggapi lebih jauh.   Namun sampai beberapa lama di tunggu oknum guru yang diduga pelaku kekerasan kepada siswa itu, tidak juga menemui awak media untuk menjelaskan kronologi yang sesungguhnya. Ternyata garang nya oknum guru itu hanya kepada siswanya saja, ketika hendak dimintai konfirmasi, bak pecundang dan hilang garang nya.   Media ini akan terus mengawal kejadian yang menimpa (R), termasuk meminta tanggapan dari Kabid Dikdas Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Lampung Tengah.   Semoga ada tindakan tegas dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Tengah, terhadap oknum guru yang masih suka melakukan kekerasan pisik terhadap siswa didik nya.   Menurut sumber informasi, oknum guru berinisial (Bdn) ini diduga memang terkenal arogan dengan para siswa dan tidak layak di jadikan tauladan atas sikap dan tindakan nya, Sebagai seorang guru yang mestinya di gugu dan di tiru, namun hal yang dilakukan oleh oknum guru (Bdn) seolah siswa dijadikan sasaran Smack Down. Berharap juga dari unit perlindungan perempuan dan anak (PPA) bisa memberikan pendampingan untuk menghilangkan trauma agar siswa (R) dapat kembali bersekolah. (Team)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content protected !!