Lampung Timur

Suasana Politik Makin Seru, Paradigma Ela – Azwar Bakal Melawan Kotak Kosong Bakal Buyar Dengan Pencalonan Dawam – Ketut, Gunawan Handoko Ingatkan Utang Pemkab.

46

TINTAINFORMASI.COM, LAMPUNG TIMUR — Geliat politik menjelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah dalam Pilkada 2024 semakin seru, dinamika politik semakin liar berubah-ubah. Untuk Kabupaten Lampung Timur selama ini telah terbangun paradigma bahwa pasangan cabup/cawabup Ela – Azwar diperkirakan bakal melawan kotak kosong.

Seiring berjalannya waktu, ternyata anggapan tersebut diatas bakal terhapus seiring dengan munculnya calon pasangan baru, yaitu Dawam – Ketut yang pendaftarannya telah resmi diterima oleh KPU.

Melihat “keseruan” dalam proses pendaftaran dan pencalonan Bupati-Wabup Lamtim 2024-2029 ini, pengamat sosial politik pemerintahan dari Pusat Kajian Etika Politik dan Pemerintahan (PUSKAP) Wilayah Lampung, Gunawan Handoko, mengingatkan kedua pasangan calon yang akan berlaga pada pilkada untuk “mengembalikan niat”, yaitu berjuang meraih kekuasaan untuk melakukan perbaikan tatanan pemerintahan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dua pasangan yang akan maju di pilkada Lamtim jangan terbawa pada syahwat persaingan merebut kekuasaan semata, dengan mengesampingkan makna perjuangan bagi kepentingan perbaikan tatanan pemerintahan dan menemukan terobosan-terobosan program guna meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Para calon bupati dan wakil bupati itu tahu tidak kalau saat ini Pemkab Lamtim memiliki utang tidak kurang dari Rp 130 miliaran. Hal semacam ini yang lebih perlu diketahui, sehingga dipikirkan sejak dini langkah-langkah konkrit untuk mengatasinya,” tutur Gunawan Handoko, Minggu (15/9/2024) siang.

Dikatakan, pada tahun 2023 kemarin Pemkab Lamtim menganggarkan pendapatan daerah sebesar Rp 2.299.528.341.980,00 dan terealisasi Rp 2.131.663.102.999,38 atau 92,70%. Perolehan ini meningkat dari tahun 2022 yang mencapai Rp 2.078.803.898.819,06 atau pun jika dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar Rp 2.098.247.312.922,78.

“Jika mengacu pada surat Bupati Lamtim, H. M. Dawam Rahardjo, Nomor: 900/797/27/SK/2024, perihal Surat Representasi Manajemen kepada Kepala BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung, tertanggal 13 Mei 2024, memang banyak peningkatan dari sisi pendapatan daerah. Meski tidak sedikit juga pintu pendapatan yang belum memenuhi sasaran, khususnya pada bidang retribusi daerah. Hal semacam ini selayaknya menjadi kajian utama para calon bupati-wakil bupati, sehingga jelas arah program kedepannya,” urai Gunawan Handoko.

Menurut kajiannya, perolehan pendapatan dari retribusi daerah yang perlu mendapatkan perhatian. Karena potensinya cukup besar bila ditangani dengan baik, dan akan bisa terus mengurangi besarnya defisit anggaran.

“Pada tahun 2023 kemarin, Pemkab Lamtim mengalami defisit keuangan riil di angka Rp 43.335.800.212,80. Memang ada penurunan dibandingkan dengan tahun 2022 dengan posisi defisit Rp 155.712.192.461,19. Juga terjadi pengurangan bila dilihat dari defisit keuangan riil tahun anggaran 2021 yang mencapai Rp 75.387.197.597,07. Tapi, itu semua akan bisa diturunkan kembali jika pimpinan Pemkab Lamtim bekerjanya lebih tersistem,” ujarnya.

Ironisnya, lanjut Gunawan Handoko, dalam kondisi defisit keuangan riil sebesar Rp 43.335.800.212,80 itu, Pemkab Lamtim diketahui masih memiliki utang sebanyak Rp 131.020.219.266,85.

“Memang, kalau dibandingkan dengan utang tahun sebelumnya, ada penurunan yang signifikan. Di mana tahun 2022 jumlahnya mencapai Rp 209.994.109.367,55, dan pada 2021 sebanyak Rp 115.185.859.936,37. Nah, utang sebesar Rp 131 miliaran itu yang harus ditangani oleh pemenang pilkada mendatang,” katanya lagi.

Gunawan Handoko kembali mengingatkan cabup-cawabup Lamtim untuk mengedepankan program dan strategi guna menata keuangan pemerintah dan terimplementasi dengan baik bagi kepentingan masyarakat, dibandingkan dengan terus “memelihara” perseteruan yang mencuat saat masa pendaftaran calon beberapa waktu lalu.

“Saya menilai, semangat untuk memperbaiki tata kelola keuangan bagi pembangunan dan kemaslahatan masyarakat dikesampingkan. Yang ada hanyalah gerakan-gerakan seremonial untuk menarik simpati rakyat semata. Wajar saja hal itu dilakukan, tetapi jangan lupakan program-program terukur yang dapat segera mengangkat Lamtim dari keterpurukannya. Ini yang lebih utama,” pungkas tokoh senior Lampung ini.

(Red)

Exit mobile version