Kota Metro. Tintainformasi.com —Dokter Poli bedah RSMM bentak keluarga pasien gegara Komunikasi yang kurang baik dari pihak rumah sakit Muhammadiyah Metro, pasien yang hendak operasi benjolan urung dioperasi dan berujung pulang meskipun sudah melakukan puasa hampir 12 jam pada (4/11/24) yang lalu.
Keluarga korban kecewa dan pasien sempat shock atas perlakuan asisten dokter bedah dan dokter T yang telah membentak dan perkataan yang kasar sehingga sangat melukai perasaan pasien dan keluarga.
Hal ini bermula ketika Tante pasien E (56) menanyakan perihal operasi yang akan dilakukan oleh dokter pada saat itu, karena pasien sudah puasa dari pagi hari jam 7.00 wib dan akan dioperasi jam 13.00 , sekitar jam 5 sore keluarga pasien menanyakan perihal operasi kepihak poli bedah karena pasien sudah tidak tahan karena puasa. Tapi bukannya jawaban dan pelayanan yang baik didapat melainkan perilaku tidak menyenangkan yang diperoleh.
Asisten dokter Poli bedah menghardik keluarga pasien saat bertanya kapan ponakannya hendak dioperasi karena sekarang sudah magrib dan pasien sudah tidak tahan.
“Saya bertanya kapan ponakan saya mau diambil tindakan, karna sudah puasa dari pagi, eeeh malah saya dihardik sama asisten dokter Dan setelah itu pak dokter juga keluar dan berkata dengan lantang kalau pasien disuruh makan dan operasinya tidak jadi” jelasnya.
Pada awak media dokter T mengklarifikasi atas kejadian tersebut di ruang operasi, dia menjelaskan bahwa hari ini pasien begitu banyak dan tadi siang melakukan operasi besar di RSUD A YANI.
” Hari ini pasien yang akan operasi sangat luar biasa, tadi saya melakukan operasi besar di RS A YANI, saya minta maaf atas kejadian tadi”. Ujarnya.
Atas kejadian tersebut pihak RS Muhammadiyah Metro hari ini Kamis (7/11/24) mengutus Tiga orang guna menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada Senin kemarin.
Mewakili dr.T yang juga seorang dokter PNS di RSUD A YANI , ketiga utusan tersebut meminta maaf kepada keluarga Korban karena sdr dr. T tak bisa hadir.
“Saya minta maaf kepada keluarga korban”, ujarnya dr. Andre selaku Kepala poli bedah RS Muhammadiyah Metro ketika berada Pance cafe 15 Polos Metro.
Sementara anak korban beserta Paman dan Tantenya turut serta mendampingi pertemuan awal sebagai klarifikasi tentang dugaan penelantaran pasien dan pelanggaran kode etik profesi dokter.
“Kami berniat baik terhadap pihak RS Muhammadiyah Metro dan mudah-mudahan segera selesai”, ujarnya Alif kepada media.
Dia ungkapkan rasa kekecewaannya atas perlakuan terhadap ibunya yang telah ditelantarkan, hal ini diketahui oleh anak korban setelah Tantenya menjelaskan ada salah satu asisten dokter dan dr. T selaku dokter bedah di rumah sakit Muhammadiyah Metro.
“Kita tunggu saja apa kata direktur rumah sakit Muhammadiyah Metro”, tutupnya. (Red)