Tintainformasi.com, Pesawaran — Puncak pelaksaan festival Budaya Way Ratai sukses digelar. Acara ini menampilkan berbagai pertunjukan seperti prosesi sakral pemberian Adok tradisi adat budaya lampung,gerbek hasil bumi tradisi adat budaya Jawa,tarian-tarian tradisional, stan kesehatan,UMKM,kuliner, musik, dan lain-lain, berlangsung di lapangan sepak bola Desa Mulyosari Kecamatan Way Ratai. Sabtu ( 14/12/2024 ).
Acara ini dihadiri oleh pimpinan masyarakat adat Way Khatai Suntan Pusaka Agung yang di wakili Batin Demang ( Batin Demang ),Bupati Pesawaran H.Dendi Ramadona, Forkomda, Forkopimcam, BKAD, Kades, aparatur besrta perangkat desa sekecamatan Way Ratai, MPAL Pesawaran dan MPAL Way Khatai,Tokoh Penyimbang adat, Tokoh agama,Tokoh masyarakat, Ormas, Media, LSM, serta ribuan masyarakat umum.
Penyelenggara,BKAD setempat, mengatakan bahwa festival ini bertujuan untuk melestarikan budaya lokal di kecamatan Way Ratai,dengan maksud dan tujuan merajut kebhinekaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Way Ratai akan pentingnya kearifan budaya lokal.
Saipudin Kades Mulyosari anggota BKAD Kecamatan Way Ratai dalam sambutannya mengatakan,”pada hari ini kita akan menyaksikan secara bersama-sama,kepala Desa dan anggota Dewan yang ada di Kecamatan Way Ratai ini akan mendapatkan gelar Adok,”Katanya.
” Tapi bukan suatu eforia atau kebanggaan kami Suntan Agung ucap Saipudin,tapi menjadi tanggung jawab yang besar,karna apa,secara otomatis kami selaku kepala Desa dan anggota Dewan yang ada disini di angkat atau di aku menjadi keluarga besar Marga Way Khatai,”ungkap Saipudin.
” Terimakasih yang sebesar-besarnya tak terhingga,doa dari kami kepada Makhga Way Khatai mudah-mudahan antara kesuntanan dan pemerintahan yang ada di Kecamatan Way Ratai ini selalu berkesinambungan dan juga selalu menjaga nama baik Kecamatan Way Ratai serta Marga Way Khatai ,sekali lagi kami ucapkan terimaksih,”ucapnya.
Ketua MPAL Way Khatai Mulyadi gelar adok Khadin Laksamana dalam sambutan tertulisnya menyampaikan bahua Majlis Penyimbang Adat Lampung adalah jembatan atau gerbang dalam mempersatukan persaudaraan baik Jukhai Sebatin atau Pepadun dengan tetap menjaga keutuhan masing-masing Jukhai.Terlebih bagi suku-suku lain pribumi lampung, suku apapun, sebab jika sudah di tanah lampung khusunya di Kabupaten Pesawaran ini,maka tidak ada lagi istilah pendatang,”Katanya.
Dan yang tak kalah penting menurutnya adalah berkolaborasi dan bersinerginya pemerintahan dengan keadatan Makhga Way Khatai pada khususnya sehingga bisa saling suport dan saling melengkapi dalam segala aspek.
Agar harmonisasi tercipta serta berkembang tumbuhnya dan lestarinya adat budaya, khususnya adat budaya lampung yang kita cintai,salah satunya Kebung dan Tirai yang kita pasang ini adalah suatu simbol budaya lampung,”terang Khadin Laksamana.
Dia juga mungungkapkan bahua acara hari ini adalah buktinya Bhenika tunggal ika bentuk terbukanya kemakhgaan Way Khatai pada semua suku yang ingin bersatu medukung serta melestarikan adat budaya lampung di bumi andan jejama ini,”ungkapnya.
Tak hanya itu,Khadin Laksamana ( Mulyadi ) kemudian membeberkan tentang tritorial Makhga Way Khatai atau batas Makhga Way Khatai.Dititik utara adalah gunung pesawaran berbatasan dengan gedong tataan,dititik selatan berbatasan dengan tanggamus,di titik timur perbatasan ada di desa Gayau dan jembatan Sabu Menanga,di titik barat berbatasan dengan upang-upang dan kali pasir.
“Maka dari itu kata mulyadi, sudah jelas mencakup dua kecamatan yakni Kecamatan Padang Cermin dan Kecamatan Way Ratai,kekhatun kita terletak di Kecamatan Padang Cermin tepatnya di desa Sanggi namun demikian itu tetap keraton masyarakat kecamatan Way Ratai dan Kecamatan Padang Cermin,Jelas Mulyadi.
“Olah sebab itu marilah kita bersama-sama tetap menjaga silaturahmi persatuan dan kesatuan di momentum yang berbahagia ini,tepatnya di festival budaya Way Ratai.”tutupnya.
Sementara Bupati Pesawaran H.Dendi Ramadona dalam sambutannya berpesan kepada orang lampung yang ada di Kecamatan Way Ratai agar bisa mengetahui 4 prinsip hidup orang lampung.
“Budaya masyarakat Lampung sangat diwarnai oleh prinsip- prinsip falsafah Piil Pesenggiri yang terdiri dari :
1.Bejuluk adek (Prinsip Keberhasilan),
2.Nemui Nyimah (Prinsip Penghargaan),
3.Nengah Nyappur (Prinsip Persamaan),
4.Sakai Sambaian (Prinsip Kerjasama).”Katanya.
Saat di wawancarai sejumlah awak media Dendi mengucap, “Alhamdulillah hari ini kami sedang berada di kecamatan way ratai di Desa Mulyosari dimana ada acara festival budaya yang di selenggarakan oleh Desa-Desa seluruh kecamatan way ratai,”ucap Dendi.
” Ini festival budaya ada festival rakyat,ada gerbek hasil bumi dan ada juga pemberian gelar adat dari pempinan masyarakat adat untuk kepala-kepala desa dan orang-orang yang di nilai ikut melestarikan budaya adat istiadat serta peduli terhadap kebhinekaan,”pungkasnya.
Pada festival Budaya Way Ratai kali ini,panitia penyelenggara ( BKAD ) Kecamatan Way Ratai menghadirkan semangat baru yakni bersatu membangun dalam bingkai kebhinekaan bersama keraton Sanggi bandakh Makhga Way Khatai.
Pempinan masyarakat adat makhga Way Khatai Suntan Pusaka Agung yang di wakili oleh Batin Demang ( Putra Mahkota ) di dampingi oleh seluruh tokoh penyimbang adat memberi Adok kepada sejumlah anggota Dewan,ketua BKAD beserta istri, Kades sekecamatan Way Ratai beserta istri,telah di anggap memenuhi syarat dan memenuhi kriteria sebagai bagian dari keluarga besar masyarakat adat Way Khatai.
Selesai acara pemberian Adok, meningkat ke acara berikutnya yakni prosesi budaya Geruduk hasil bumi di pandu oleh tokoh masyarakat setempat.Didaulat untuk membagi-bagikan hasil bumi kepada masyarakat yaitu Batin Demang dan Bupati Pesawaran.Acara ini di lakukan untuk mengucapkan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah di bumi Way Ratai.
( Tim )