Lampung Timur

Bobroknya Pengelolaan Dana Bos SMKN 1 Pekalongan

59
×

Bobroknya Pengelolaan Dana Bos SMKN 1 Pekalongan

Sebarkan artikel ini

Tintainformasi.com, Lampung Timur — Pemimpin yang memiliki moral yang baik, jujur, dan adil, tentu akan memberikan yang terbaik bagi setiap kebijakan yang ditetapkan.

Kepentingan masyarakat jauh lebih didahulukan dari pada kepentingan pribadi keluarga dan kelompoknya. Pemimpin yang bermoral tulus akan meluangkan segala pikiran, tenaga, waktu, bahkan nyawanya demi untuk kemakmuran negerinya.

Scroll Untuk Baca Artikel
ADVERTISEMENT

Namun jika pemimpin yang bejat dan bermoral bobrok, maka kekuasaannya digunakan hanya untuk kepentingan diri beserta kroninya. Korupsi, kolusi, dan nepotisme, menjadi hal lumrah dalam berbagai kebijakan yang diterapkan.

Segala bentuk peraturan yang menjadi keputusan, hanyalah untuk kepentingan segelintir kelompok tertentu saja tanpa memikirkan rakyat yang di bawahnya.

Gambaran perilaku Pemimpin tak bermoral tersebut, terlihat dalam kepemimpinan Eko Hendartono selama menjabat sebagai Kepala SMK Negeri 1 Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur sejak 3 tahun terakhir ini.

Praktek penyalahgunaan jabatan dan penyelewengan anggaran pendidikan diduga masih saja dilakukan Oknum Kepala SMKN 1 Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur dalam penggunaan dana BOS.

Sumber yang mengaku sebagai salah satu bagian dari orang dalam SMKN 1 Pekalongan ini justru merasa dengan adanya pemberitaan tentang bobroknya pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMK Negeri 1 Pekalongan sejak di pimpin Eko Hendartono selaku Kepala Sekolah.

Pihaknya membeberkan, bahwa pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMK Negeri 1 Pekalongan tahun 2022 – 2024 sebesar Rp 948.800.000 per tahun masih belum dilakukan secara efisien, efektif, atau bahkan secara disiplin.

Misalnya seperti penggunaan dana BOS 2024, laporan realisasi anggaran pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah sebesar Rp 167.338.000 menurutnya tidak ada bukti nyata sarpras sekolah yang dirawat.

“Dari masuk gerbang aja kan kelihatan. Pintu gerbang sudah rusak engselnya. Mau copot, kesenggol motor ja roboh. Selain itu tidak pernah ada perawatan lab IPA, saya tau sekali selama 10 tahun tidak ada sama sekali perawatan. Bahkan Perawatan meubel gak ada, meja kursi kelas ancur dan patah,” beber sumber kepada Tipikor news, Minggu (12/1/2025).

Selain itu sumber juga membeberkan kebobrokan SMKN 1 Pekalongan lainnya, seperti realisasi anggaran pelaksanaan administrasi kegiatan Satuan Pendidikan sebesar Rp 212.891.000, Reisasi pembayaran honor 7 orang guru honorer @Rp 50.000 per jam Rp 245.514.500, langganan daya dan jasa sebesar Rp 27.557.000 terindikasi adanya kecurangan dalam laporan realisasi anggaran.

“Kebobrokan disekolah selama ini banyak, seperti siswa di minta dana praktin, namun di laporan tertulis dana prakrin dari komite Rp 650rb per siswa. Lalu Penyusunan KKM Tidak pernah ada workshopnya remedi dan lain-lain tidak ada biaya apapun, Guru insiatif sendiri. Lalu setiap Rapat kenaikan kelas tidak ada snack apapun dan tidak disediakan air minum. Bahkan Ada anggaran beli drone tapi gak ada barangnya dan Tidak ada kuota internet karena tidak dibayar bulanannya,” terang sumber.

Lebih lanjut dikatakannya, kebobrokan di SMKN 1 Pekalongan lainnya masih banyak seperti Bendhara komitenya guru padahal staff admin banyak, lalu Waka yg diakui dapodik cuma 3 Ini 4 kelebihan, Operator sekolah bukan sarjana komputer tapi guru lalu Kepala TU merangkap jadi bendhara bos, bendhara gaji, operator kepegawaian.

“Ada juga Ini Bukti dia opearotor dapodik Padahal SK p3k nya guru tidak pernah masuk kelas. Anak anak sdh komplain tapi gak di tanggapi dan ada lagi anggaran untuk bayar 4 waka, lah waka yg diakui dapodik 3,” kata sumber heran.

Bagaimana tanggapan Kepala SMKN 1 Pekalongan Eko Hendartono atas pemberitaan ini, tunggu kelanjutannya edisi mendatang. (Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content protected !!