LampungTanggamus

Longsornya Tebing di Sisi Jalan Rugikan Para Petani, Ini Salah Siapa ??

98
×

Longsornya Tebing di Sisi Jalan Rugikan Para Petani, Ini Salah Siapa ??

Sebarkan artikel ini

Tintainformasi.com, Tanggamus — Di musim penghujan, banyak didapati tebing di sisi kanan dan kiri jalan yang longsor menimbun areal perkebunan warga. Hal tersebut berpotensi dapat merugikan para petani pemilik lahan.

Misalnya saja, peristiwa longsornya tebing di wilayah Pekon Sinarjawa dan areal Pekon Air Naningan, Kabupaten Tanggamus, Lampung beberapa hari ini. Material longsoran itu menimbun kebun milik Petani yang berada tepat di sisi jalan. Akibatnya longsoran tersebut merusak tanaman petani yang masih produktif.

Scroll Untuk Baca Artikel
ADVERTISEMENT

Sejenak Penulis berfikir, apakah ini faktor alam yang murka? Atau bisa jadi hanya dampak dari pembangunan jalan tanpa perencanaan yang matang, dan Tim teknis yang kurang berkompeten di bidangnya ?

Idealnya setiap pembangunan jalan disertai dengan pembangunan saluran drainase yang memadai. Dengan demikian setiap turun hujan, air dapat mengalir dengan lancar tanpa menggenangi badan jalan. Tebing yang rawan longsor juga perlu dibuatkan talud demi keamanan.

Tetapi jika hal itu ditanyakan kepada pihak instansi terkait, kenapa pembangunan jalan tidak diiringi pembangunan talud dan saluran drainase, selalu memberikan jawaban normatif dengan mengkambinghitamkan keterbatasan anggaran. Yah, lagi-lagi alasan klise anggaran.

Sudah rahasia umum, dalam kegiatan pembangunan ada campur tangan oknum yang berupaya meraup keuntungan maksimal. Antara lain dengan mengurangi kualitas dan kuantitas material. Seakan menjadi ciri khas proyek-proyek pembangunan milik pemerintah.

Apalagi letak geografis lokasi longsor jauh dari jangkauan pihak yang berwenang, mungkin saja menyulitkan dalam pemeriksaan kelayakan bangunan jalan atau semacamnya. Masih pula ditambah kebiasaan jahil, pada saat pengerjaan belum rampung sudah dilakukan serah terima/ Provisional Hand Over(PHO).

Semua itu menjadi paket komplit yang sukses merencanakan proyek pembangunan, namun tanpa disertai dengan durabilitas. Seiring waktu, jalan yang masih seumur jagung terkelupas dan lubang menganga disana sini.

Lagi-lagi, rakyat hanya dijadikan bahan untuk mengajukan kegiatan proyek pembangunan yang sebenarnya untuk kepentingan pribadi, golongan atau koloninya.

Longsoran di sisi jalan memang dipicu dari curah hujan. Namun penyebab utama longsor adalah kurangnya perhatian terhadap dampak dari pembangunan jalan tanpa drainase yang memadai.

Yah, pastilah para petani lagi yang merugi. Lantas siapa yang salah? Ataukah kita hanya cukup menyalahkan rumput yang bergoyang ?

Oleh : Hadi Hariyanto Ependi

(Jurnalis/Pengamat Sosial) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content protected !!