Tintainformasi.com, Ogan Ilir (Sumsel) — Luapan air tinggi akibat banjir melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, sejak seminggu terakhir, telah menyebabkan kerusakan pada sebagian besar tanaman padi milik petani.Salah satu wilayah yang terdampak adalah Desa Sejaro Sakti Kecamatan Inderalaya,Kabupaten Ogan Ilir, Rabu 21 Mei 2025.
Kepala Desa Sejaro Sakti Ali Zaher juga selaku petani mengungkapkan, tak kurang 80 hektar sawah milik masyarakat dan 3,5 hektar milik BUMDes Desa Sejaro Sakti terendam air akibat banjir yang menyeluruh mulai dari Kecamatan,Muara Kuang,Rambang Kuang,Rantau Alai,Tanjung Raja,Pemulutan hingga Kecamatan Inderalaya.
Kedalam air saat ini istimasinya mencapai 70-80 Cm,otomatis tanaman padi yang baru berumur 7- 20 hari tenggelam dalam air.Apabilah tanaman padi sudah terendam sampai satu minggu saja,maka jangan diharap akan tumbuh kembali, “ungkapnya.
Di jelaskan Zaher,proses penanaman padi di wilayah Ogan Ilir pada umumnya dengan di tanam,ada yang menanam sendiri dan ada juga upah orang.Upah tanam padi sekarang sehari mencapai 150 ribu,jadi biaya yang di keluarkan petani setiap satu hektar lahan mencapai 15 jutaan.
Akibat musibah alam ini, tanaman padi yang terendam air tersebut,petani banyak mengalami kerugian,namun tetap tidak putus asa.Selaku petani kita harus siap mengalami kegagalan panen dan mengajak para petani untuk kembali membuat bibit yang baru,ketika debid air menurun maka akan kita tanam kembali,”pintanya.
Bahkan petani pun berupaya untuk menyelamatkan sebagian tanaman padi yang sudah terendam air dengan menggunakan mesin pompa air,agar padi yang sudah ditanam dapat di selamatkan agar tidak tenggelam.
Berharap kepada Pemerintah Ogan Ilir kiranya dapat segera membantu dan meringankan beban yang sudah terjadi akibat bencana alam ini, terutama bantuan benih agar petani nantinya dapat kembali menanam,”harapnya.
Salah satu petani ete mengatakan, air luapan dari Sungai Ogan dan Sungai Kelekar saat ini kian naik, tanaman padi kami telah terendam selama seminggu.tentu kondisi tanaman tidak bisa diselamatkan lagi.
“Padi kami sudah terendam air,susah untuk si selamatkan,” ujarnya.
Namun, jika tidak ada perhatian serius, para petani mengaku terpaksa menerima kerugian tersebut. “Kami berharap ada bantuan atau perhatian dari pemerintah daerah, agar kami tidak semakin terpuruk dengan kerugian ini,”tutupnya. (Oni)