Bandar LampungBERITAPENDIDIKAN

Thomas Disdikbud Lampung Wajibkan Siswa Baca-Tulis 10 Menit, Thomas Americo: Edaran Segera Diterbitkan

171

Tintainformasi.com, Bandar Lampung —

Komitmen Pemerintah Provinsi Lampung dalam membangun generasi cerdas dan berkarakter kembali ditunjukkan melalui langkah nyata Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Lampung.

Di bawah kepemimpinan Thomas Americo, Disdikbud menghadirkan inovasi baru demi memperkuat budaya literasi di seluruh jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP, hingga SMA.

Terobosan ini disampaikan langsung oleh Thomas Americo saat menjadi narasumber dalam kegiatan akbar Gebyar Literasi Nasional yang digelar Relawan Literasi Lampung di Nuwa Baca Zainal Abidin, Bandar Lampung, pada Senin, 29/7/2025.

Dalam pernyataannya, Thomas dengan penuh semangat menyampaikan bahwa pihaknya akan menerbitkan surat edaran resmi yang mendorong seluruh sekolah di Provinsi Lampung untuk menyediakan waktu khusus 10 menit setiap hari guna membiasakan siswa membaca dan menulis.

“Iya, ke depan kita akan buat edaran supaya literasinya meningkat,” ujar Thomas disambut antusias para pegiat literasi, guru, dan siswa yang hadir.

Menurutnya, kebiasaan sederhana membaca dan menulis secara rutin adalah pondasi penting dalam membangun generasi pembelajar yang kritis dan kreatif.

Karena itu, ia menegaskan bahwa gerakan ini harus dilakukan secara masif dan terstruktur di setiap satuan pendidikan.

“Jadi, kita kasih waktu 10 menit untuk mereka membaca dan menulis,” jelasnya.

Lebih jauh, Thomas menyampaikan harapan besarnya agar seluruh pihak di dunia pendidikan dapat bersinergi mendukung program ini. “Kita harapkan semua ya, oke ya. Minggu depan banyak ini, kita buatin ya. Makasih ya,” ucapnya penuh optimisme.

Langkah Thomas Americo ini menuai banyak pujian. Para relawan literasi dan komunitas pendidikan menilai bahwa gebrakan yang diinisiasi Disdikbud Lampung ini sangat relevan dengan tantangan dunia pendidikan saat ini.

Di tengah derasnya arus digital dan menurunnya minat baca generasi muda, gagasan memberi ruang waktu khusus membaca dan menulis setiap hari dinilai sebagai strategi yang cerdas dan visioner.

“Pak Thomas adalah contoh kepala dinas yang tidak hanya berpikir administratif, tapi benar-benar hadir sebagai motor penggerak perubahan. Kami salut dengan terobosan ini,” ujar Rani pegiat literasi dalam acara tersebut.

Ia juga menyampaikan apresiasi mendalam atas komitmen dan kepedulian kepala dinas terhadap kemajuan literasi di daerah.

“Kami sangat mengapresiasi Pak Thomas. Beliau tidak hanya hadir secara simbolis, tapi benar-benar membawa semangat perubahan nyata. Langkah kecil seperti memberi waktu 10 menit membaca dan menulis setiap hari ini dampaknya akan sangat besar jika diterapkan secara konsisten,” ujar Rani.

Ia menambahkan bahwa apa yang dilakukan Disdikbud Lampung menjadi contoh nyata bagaimana pemerintah daerah bisa menjadi motor penggerak gerakan literasi dari akar rumput.

“Pak Thomas adalah sosok pejabat publik yang punya kepekaan terhadap pentingnya literasi. Beliau tidak bicara teori, tapi langsung pada aksi. Dan itu sangat kami hargai,” ujarnya.

Bagi Rani, kehadiran dan perhatian pemerintah terhadap gerakan literasi bukan hanya memberi energi baru bagi para relawan, tapi juga meneguhkan bahwa membangun budaya baca bukan tugas segelintir orang, melainkan tanggung jawab bersama.

“Langkah ini bisa menjadi tonggak sejarah lahirnya gerakan literasi berbasis kebijakan di sekolah. Dan Lampung bisa menjadi pelopor,” tambahnya.(Jim)

Exit mobile version