BERITALampungPEMERINTAHANPesawaran

Sinergi OJK dan Pemkab Pesawaran Bangun Ekosistem Keuangan Syariah di Pondok Pesantren

93

Tintainformasi.com, Pesawaran, 14 Oktober 2025 – Pemerintah Kabupaten Pesawaran melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung meluncurkan Pencanangan Ekosistem Pusat Inklusi Keuangan Syariah (EPIKS) di Pondok Pesantren Al-Hidayah Gerning, Kecamatan Tegineneng, Selasa (14/10/2025).

Program kolaborasi ini bertujuan memperluas akses keuangan syariah di tengah masyarakat sekaligus memperkuat peran pesantren sebagai pusat literasi dan pemberdayaan ekonomi umat.

Hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Pesawaran Hj. Nanda Indira B, S.E., M.M., Wakil Bupati Antonius Muhammad Ali, S.H., Kepala OJK Provinsi Lampung Otto Fitriandy, Karo Perekonomian Provinsi Lampung Rinvayanti, Kepala BSI Cabang Pesawaran Desi Anggraeni, Brand Manager Bank Sampah Sahabat Gajah Nur Rokhim, serta Pimpinan Ponpes Al-Hidayah.

Dalam sambutannya, Bupati Pesawaran Nanda Indira menyampaikan apresiasi atas inisiasi OJK Lampung bersama Pemerintah Provinsi Lampung dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang menghadirkan EPIKS di Kabupaten Pesawaran.

Bupati menilai, program EPIKS dapat menjadi motor penggerak inklusi keuangan syariah di Pesawaran, sekaligus memperkuat pesantren sebagai pusat kolaborasi dan literasi ekonomi umat. Termasuk guna memastikan seluruh lapisan masyarakat memiliki akses terhadap layanan keuangan yang berkualitas, terjangkau, dan sesuai kebutuhan.

Pada kegiatan ini, juga turut dilakukan peluncuran Bank Sampah di lingkungan Ponpes Al-Hidayah, yang dikolaborasikan dengan pembukaan 650 rekening tabungan pelajar syariah bagi para santri.
Program ini bukan hanya mengajarkan santri menabung, tapi juga menumbuhkan kesadaran lingkungan sekaligus memberikan nilai tambah dalam bentuk tabungan.

“Bank Sampah ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem pendidikan berbasis lingkungan yang berkelanjutan dan menanamkan jiwa entrepreneur dan kemandirian pada siswa. Saya berharap, Bank Sampah ini dapat menjadi contoh untuk Kecamatan dan Desa lain di Wilayah Kabupaten Pesawaran,” kata Bupati Nanda.

Kepala OJK Provinsi Lampung Otto Fitriandy, menyebut bahwa Pesawaran memiliki potensi besar untuk pengembangan ekonomi syariah, mengingat 96 persen penduduknya beragama Islam dan terdapat lebih dari 80 pondok pesantren yang tersebar di wilayah tersebut.

Program EPIKS dirancang agar pesantren tidak hanya mandiri secara ekonomi, tetapi juga berfungsi sebagai pusat inklusi keuangan. Dengan begitu, pesantren dapat menjadi jembatan antara pelaku usaha, lembaga keuangan, dan pemerintah daerah.

Ia menambahkan, sinergi dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Bank Sampah Sahabat Gajah diharapkan dapat menjadi model pemberdayaan ekonomi umat berbasis nilai-nilai Islam dan keberlanjutan lingkungan.

Melalui kerja sama ini, masyarakat dapat memperoleh layanan konsultasi dan pendampingan terkait keuangan syariah secara langsung di lingkungan pesantren.

Sementara itu, Karo Perekonomian Provinsi Lampung Rinvayanti, mewakili Wakil Gubernur Lampung, menjelaskan bahwa pencanangan EPIKS di Pesawaran merupakan bagian dari upaya TPAKD Provinsi Lampung dalam mengembangkan literasi keuangan syariah sekaligus mengintegrasikan program bank sampah di pesantren.

Berdasarkan data dari Kementerian Agama RI, Rinva menyebut bahwa Provinsi Lampung saat ini tercatat memiliki 1.096 lembaga pondok pesantren dan jumlah ini merupakan yang terbesar kedua di pulau Sumatera. Karena itu, program seperti ini dinilai sangat penting untuk mendorong ekonomi pesantren yang produktif dan berkelanjutan.

“Sinergi antara keuangan syariah dan pengelolaan lingkungan ini akan membuka peluang baru dalam pemberdayaan ekonomi pesantren sekaligus menjaga kelestarian lingkungan hidup,” ujarnya.

Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hidayah, KH. Ahmad Ma’shum Abror, menyampaikan kesiapan pihaknya dalam mendukung pelaksanaan program EPIKS.
Ponpes Al-Hidayah telah memiliki sejumlah unit usaha seperti produksi kopi, laundry, roti, serta pertanian melon dan cabai, yang dapat menunjang pengembangan ekonomi pesantren.

“Kami menyambut baik program ini dan siap berkolaborasi dengan seluruh pihak agar membawa manfaat bagi santri dan masyarakat sekitar. Mudah-mudahan kegiatan ini membawa keberkahan dan bisa menjadi bekal nyata bagi para santri ketika kembali ke masyarakat,” ujarnya.

Exit mobile version