Bandar LampungBERITA

Lampung Fest 2025, Sinergikan Kopi dan Pariwisata Dongkrak Ekonomi Lampung

110

Tintainformasi.com, Bandar Lampung — Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal membuka gelaran Lampung Fest 2025 di PKOR Way Halim, Rabu (12/11/2025) malam.

Kegiatan tersebut turut dihadiri Wakil Gubernur Jihan Nurlela dan jajaran Forkopimda Provinsi Lampung.

Tahun ini, Lampung Fest mengusung tema “Coffee and Tourism” yang memadukan dua sektor andalan Provinsi Lampung, yakni kopi dan pariwisata.

Gubernur Rahmat Mirzani Djausal mengatakan, komoditas kopi menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi Lampung yang mencapai 5,4 persen pada kuartal pertama 2025, tertinggi di wilayah Sumatera.

Namun, ia menyoroti bahwa sekitar 70 persen ekspor kopi nasional yang berasal dari Lampung masih dalam bentuk biji mentah (green bean).

Karena itu, Pemprov Lampung kini berfokus pada hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah produk kopi lokal.

“Provinsi Lampung tentu dengan bangga akan menghilirisasi, akan memberikan nilai tambah terhadap kopi-kopinya. Saya dan rekan-rekan ingin bagaimana kopi Lampung ini jauh lebih terkenal, bukan hanya di luar negeri tapi juga di Indonesia. Dan benar-benar diberikan nilai tambah, diproduksi di Provinsi Lampung,” kata Mirza.

Ia juga mengapresiasi keberhasilan ekspor perdana kopi matang (roasted coffee) oleh pengusaha lokal Lampung sebagai langkah awal peningkatan daya saing produk daerah.

Di sektor pariwisata, Gubernur menyampaikan bahwa kunjungan wisatawan domestik ke Lampung mengalami lonjakan signifikan.

Setelah mencatat 18 juta wisatawan pada 2024, angka tersebut diproyeksikan meningkat hingga 28 juta pada 2025.

Mirza menilai, jutaan wisatawan tersebut dapat menjadi agen promosi bagi produk unggulan daerah, termasuk kopi Lampung.

“Bayangkan kalau 30 juta wisatawan kita pulang ke rumahnya dari seluruh Indonesia, dia coba kopi Lampung, dia suka dengan kopi Lampung, maka kopi Lampung akan semakin terkenal dan harganya akan semakin tinggi. Yang akhirnya akan meningkatkan kualitas dan ekonomi di Provinsi Lampung,” ujarnya.

Menariknya, Lampung Fest 2025 digelar tanpa menggunakan dana APBD.

Seluruh pendanaan berasal dari hasil kolaborasi dengan berbagai pihak, seperti pelaku ekonomi kreatif, komunitas media sosial, pelaku kuliner, UMKM, event organizer, promotor musik, dan band lokal.

Dengan semangat kolaborasi inklusif, Mirza berharap Lampung Fest tak hanya menjadi ajang pameran, tetapi juga wadah inkubasi, promosi, dan kebangkitan event besar di Provinsi Lampung.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung Bobby Irawan menjelaskan, bahwa Lampung Fest 2025 berlangsung selama 15 hari, mulai 11–25 November 2025.

Festival ini digelar untuk mendukung gerakan Bangga Berwisata di Indonesia dan Bangga Buatan Indonesia, dengan target 200 ribu hingga 300 ribu pengunjung serta perputaran transaksi ekonomi antara Rp30 hingga Rp50 miliar.

Rangkaian acaranya meliputi festival budaya, kuliner, dan musik dengan menampilkan musisi nasional dan lokal. Selain itu, ada pameran Paviliun Kopi, Semarak Anjungan Kabupaten/Kota, Trade Fair, Ekspos Pembangunan dan Pelayanan Publik, serta UMKM Nusantara Expo.

Kegiatan ini diikuti enam anjungan kabupaten/kota, 14 organisasi perangkat daerah, tiga perguruan tinggi, perbankan, BUMN, 40 perusahaan, dan sekitar 250 pelaku UMKM, termasuk komunitas kopi keliling.

(Team.red)

Exit mobile version