Uncategorized

Proyek Bernilai Ratusan Juta Rupiah Milik BPBD Provinsi Lampung Menuai Kritik dan Gunjingan Masyarakat Dinilai Sia-sia

28
×

Proyek Bernilai Ratusan Juta Rupiah Milik BPBD Provinsi Lampung Menuai Kritik dan Gunjingan Masyarakat Dinilai Sia-sia

Sebarkan artikel ini

TINTAINFORMASI.COM, PRINGSEWU — Warga mengeluhkan Proyek Talud berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Lampung melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Pekon Tambak Rejo, Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Pringsewu. Jumat (11/11/22).

Warga merespon dengan datar kegiatan normalisasi sungai Sungai Way Tambak Rejo di Pekon Tambak Rejo, Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Pringsewu diduga warga tak akan memberikan dampak atau manfaat yang besar.

Pasalnya, warga melihat hampir tidak ada perubahan talud yang sedang dilaksanakan tersebut yang diketahui bersumber dari APBD tahun 2022 Provinsi Lampung melalui BPBD senilai Rp 889.858.000 dan dikerjakan oleh CV Sopo Neduh.

“Kami cuma minta ini dibangun dengan optimal, kalo seperti ini jelas ngehaburin duit aja, belum dampaknya kalo sungai meluap saat ujan nanti sama aja kami nanti bisa kena banjir lagi kalo begini” ujar salah satu warga yang melintas.

Warga pekon setempat menduga pengerjaan pada pemasangan Talut Penahan Tanah (TPT) yang berlokasi di pekon itu dinilai tidak sesuai standar dan dinilai merugikan negara maupun masyarakat karena diduga tidak sesuai spesifikasi pekerjaan dan kualitas bahan yang asalan.

“Kapasitas air makin tahun makin meningkat, banjir sudah sering terjadi disini, fungsi Talud kan untuk mencegah banjir mas, kalo di lihat ini dibuat tinggi taludnya aja hampir gak beda sama yang lama belum kalo dibuat dengan kualitas asalan bisa mudah hancur nantinya tu talud, banjir lagi kami” tambahnya.

Warga sekitar juga meminta pihak terkait (BPBD Lampung) untuk meninjau langsung hasil pemasangan (TPT) dan meminta pelaksana proyek melakukan perbaikan dengan meninggikan TPT.

“Cobalah dinasnya turun lihat langsung kalo bisa di awasi benar pengerjaan talud ini, itukan kurang tinggi, kalau ini maksudnya untuk mencegah banjir, maka pembuatan talud di proyek itu jadi sia-sia” ungkapnya.

“Bisa dilihat mas, bahannya aja pake batu putih gitu, bisa-bisa hancur tu talud diterjang air, terus pembangunannya juga kurang tinggi, lagian kenapa separuh-separuh gitu, jelaslah kalo sungai meluap pasti banjir lagi” keluh warga.

Semantara di lokasi proyek, Robi yang mengaku sebagai Pengawas Logistik Proyek Normalisasi Sungai Way Tambakrejo mengaku tidak tahu banyak soal teknis pelaksanaan kegiatan.

“Saya hanya pengawas di sini. Soal spek ataupun RAB saya tidak tahu, apalagi gambar perencanaan, itu ada konsultannya,” katanya.

Robi menginformasikan bahwa ketinggian TPT ada 2 meter. Tapi ia mengaku tidak tahu kedalamannya.

Tentang dugaan penggunaan material batu napal (batu putih), Robi mengaku hanya sebagian kecil.

“Ada juga pakai batu putih, tapi kebanyakan batu bagus,” akunya.

Dengan adanya temuan kegiatan yang jadi sorotan masyarakat ini, pihak tim media dan lembaga masyarakat terkemuka di Lampung berencana akan berkoordinasi dengan Dinas terkait dan APH. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *