LampungLampung Tengah

Tergiur Harga Murah, Tarno : Bukannya Mati Malah Subur

45
×

Tergiur Harga Murah, Tarno : Bukannya Mati Malah Subur

Sebarkan artikel ini
TINTAINFORMASI.COM, LAMPUNG TENGAH — Tergiur harga murah, Seorang petani singkong di Kampung Bumi Aji, Kecamatan Anaktuha, Lampung Tengah, usai di semprotkan bukan mati rumput jadi tambah subur. Ditengah biaya perawatan tanaman yang meningkat ditambah obat-obat pertisida pembasmi gulma atau rumput pun melambung tinggi harganya. Karena hal tersebut, tak jarang petani terpancing dengan permainan oknum penjual obat yang kurang bertanggung jawab. Seperti yang di alami Tarno warga Dusun Pancatunggal, Kampung Bumi Aji, tergiur oleh salah satu oknum warga yang mengaku dari Blambangan Pagar Lampung Utara, yang diduga menjual obat pembasmi gulma atau rumput Aspal (asli tapi palsu). “Gimana gak terpikat mas, harga cuma 1 juta satu drigen 20 liter. Kalau kita beli di toko obat itu sekitar 1,7 juta,”kata Tarno Minggu 21 Mei 2023. Dari pengakuan Tarno, Obat yang di beli langsung disemprotkan di lahan miliknya seluas 1,5 hektar namun tidak ada efek apapun pada rumput. “Saya coba semprotkan mas tapi rumputnya bukan mati malah tambah subur, ya jengkel juga sich kok tega orang ini jual obat diduga palsu,”ujarnya. Seperti biasa, kata tarno, bila membasmi rumput di kebun singkongnya menggunakan pertisida dengan dosis standar saja sudah berhasil maksimal. “Ini kemaren saya coba pake obat Aspal ini nyemprot rumput itu pake takeran 2 tutup biasa malah tambah subur, Kalau seperti biasa kita cuma pake satu aja mati kok rumputnya,”pungkasnya. Obat perstisida yang di beli Tarno ini memang tidak memiliki merk dagang resmi, karena saat di beli memakai drigen bekas. “Coba bauin aja mas obat rumput itu bau air dugan kelapa muda. Rugi kita doble mas, udah obat diduga palsu terus upah nyeprot harus kita bayar,”imbuhnya. Ditempat yang sama, Jaru sudah meminta penjual obat melalui temannya untuk mengganti kerugian yang ia alami. “Ini kan beli memalui teman kita yang di Kampung, ya janjk mau di ganti tapi ini udah hampir 1 bulan kok gak ada kabarnya,”tegasnya. Lebih lanjut, Jaru mengungkapkan ia memang pesan obat melalui teman dan tidak bertemu langsung, dan ada beberapa orang temannya membeli baranv tersebut. “Ada juga yang beli orang kampung kita mas, tapi entah sama gak nasib nya sama gak kayak saya. Untung saya beli satu Drigen aja mas, karena sudah habis, kalo gak mau beli dari itu mas,”tutupnya.(Iswan)



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Thanks!