Kayu AgungSumatera Selatan

GM Helmy Diduga Kuat Jadi Dalang Kisruhnya Proses Replanting PT Sampoerna Agro Jual Nama Aparat

753
×

GM Helmy Diduga Kuat Jadi Dalang Kisruhnya Proses Replanting PT Sampoerna Agro Jual Nama Aparat

Sebarkan artikel ini

Tintainformasi.com, (Kayu Agung) — Replanting atau peremajaan adalah kegiatan penggantian tanaman tua atau tidak produktif dengan tanaman baru.

Replanting dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan produktivitas perkebunan, sekaligus mewujudkan keberlanjutan industri.

Replanting dapat dilakukan secara keseluruhan maupun bertahap. Dalam melakukan replanting, perlu perencanaan yang matang dan terperinci untuk menghindari kerugian.

Terkait kisruhnya kegiatan Replanting (Limbah Akhir Buah Sawit) pada perusahaan PT. Sampoerna Agro yang berlokasi di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Provinsi Sumatera Selatan, diduga kuat Helmy selaku General Manager (GM) yang menjadi dalangnya.

Pasalnya, Helmy selain melibatkan pihak luar/bukan penduduk Pribumi, dirinya juga diduga telah membawa-bawa nama aparat sebagai pihak yang terlibat.

Menanggapi hal ini, Sofyan, AS, ST Ketua Lembaga Penggerak Anak Bangsa (LPAB) selaku sosial kontrol, terkait kejadian apapun yang terjadi di lingkungan masyarakat memberikan reaksi keras.

” Kisruh di PT. Sampoerna Agro ini disebabkan oleh Managernya sendiri Helmi. Dan sangat disayangkan, Manager maling teriak maling sehingga terkait persoalan ini bawa-bawa nama aparat penegak hukum, ” ungkapnya, Jumat (25/10/2024).

Untuk itu, agar persoalan tentang kisruhnya Replanting di PT. Sampoerna Agro ini segera terungkap, Sofyan bersama Tim akan melayangkan laporan ke kantor Pusat.

” Kami dari LPAB pada Senin mendatang akan segera mendatangi kantor Pusat PT. Sampoerna Agro di Palembang, dan segera mengajukan Surat Permohonan Demo di PT. Sampoerna Agro di Ogan Komering Ilir (OKI), ” tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, bahwa terkait kegiatan Replanting (Limbah Akhir Buah Sawit) ini, Helmy diduga telah membawa-bawa nama anggota Kodim dan aparat kepolisian setempat.

Dan juga yang melakukan kegiatan proses Limbah Akhir Buah Sawit tersebut merupakan orang luar, bukannya melibatkan penduduk Pribumi. Dan hal ini yang membuat penduduk Pribumi di anak tirikan, dan mereka merasa diperlakukan tidak adil oleh Helmy, hingga menimbulkan kisruh dilingkungan sekitar.

(Team.Investigasi).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *