Bandar LampungBERITA

Santri Se-Indonesia Meminta Trans 7 Ditutup Secara Permanen

138
×

Santri Se-Indonesia Meminta Trans 7 Ditutup Secara Permanen

Sebarkan artikel ini

Bandar Lampung
TintaInformasi.Com —

“Kalangan Santri di seluruh Indonesia yang tergabung FORMASI (Forum Silaturahmi Santri Se-Indonesia) mengecam Saluran TV Nasional Trans7 secara permanen, dikarenakan tayangan program xpose uncensored pada tanggal 13/10/2025, pada tayangan tersebut memframing Ulama dan pondok pesantren dengan hinaan dan pelecehan.(Selasa 14.10.2025)

Dalam framing yang dibangun budaya ta’dim terhadap Kiyai dianggap sebagai perbudakan, dan Kiyai di anggap sebagai pengumpul harta untuk kekayaan pribadi.

Scroll Untuk Baca Artikel
ADVERTISEMENT

Framing jahat oleh Trans7 tidak hanya itu saja, sampai-sampai ndalem (rumah) Kiyai juga disorot lantaran ada santriwati yang sedang bersih-bersih rumah dan taman.

Framing jahat Trans7 ini sangat berbahaya bagi budaya bangsa Indonesia, yang mana sejarah panjang Kiyai di Indonesia, dan peran Kiyai dan pondok pesantren dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Budaya ta’dhim dan andap Asor (rendah hati) dihadapan Kiyai sudah menjadi budaya jauh sebelum Indonesia merdeka, bagi santri budaya andap Asor adalah akhlak yang mulia.

“Kami sangat mengecam keras atas framing jahat Trans7, mereka tidak hanya memfitnah Kiyai tapi ini bentuk dari penggiring opini jahat, kami minta untuk diproses secara kode etik jurnalistik dan diproses secara Hukum pidana”. Ungkap Aam Ketua FORMASI (Forum Silaturahmi Santri Se-Indonesia).

“Kami menuntut pemerintah untuk menutup hak siar Trans7 secara permanen di seluruh Indonesia, dan penjarakan orang yang terlibat dalam fitnah tersebut “. Imbuh Aam

“Sebagai rasa kepedulian terhadap Marwah pondok pesantren dan rasa cinta terhadap Ulama di Indonesia kami mengajak seluruh elemen masyarakat dan santri seluruh Indonesia untuk mengawal dan mengawasi tuntutan ini hingga Pemerintah menutup Siaran Trans7 dan memproses Hukum para pelaku fitnah”. Aam menambahkan seraya berapi-api.

Meskipun sudah beredar permintaan maaf oleh direksi Trans7 akan tetapi kejadian ini harus menjadi perhatian serius oleh semua kalangan Santri dan masyarakat, karena karya jurnalistik tidak boleh menjadi sarana untuk menyebar fitnah.(Red An)

Memuat judul...


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Thanks!