Oleh: Suryanto, Wakil Pemimpin Redaksi TintaInformasi.com
Lampung, Tintainformasi.com — Polemik terkait pembangunan pagar jaring di kawasan perairan Hotel JW Marriott & Spa di Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, kini menjadi perhatian publik.
Kehadiran salah satu hotel berbintang internasional di Bumi Andan Jejama ini pada dasarnya menjadi harapan baru bagi dunia pariwisata Lampung—membawa citra daerah semakin dikenal luas berkat keindahan garis pantainya yang eksotis dan potensinya sebagai destinasi wisata kelas dunia.
Namun di sisi lain, pembangunan pagar jaring tersebut menimbulkan persoalan baru bagi sebagian nelayan setempat. Sejumlah nelayan mengaku hasil tangkapan mereka menurun sejak area laut di sekitar hotel dipagari, sehingga ruang gerak mereka untuk mencari ikan menjadi terbatas.
Hal ini memunculkan kekhawatiran akan terjadinya ketimpangan antara kepentingan investasi dan hak masyarakat pesisir yang selama ini menggantungkan hidup dari laut.
Situasi inilah yang semestinya menjadi perhatian serius Pemerintah Daerah.
Pembangunan yang mendorong kemajuan daerah, peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), serta pertumbuhan sektor pariwisata memang sangat penting. Namun keberpihakan kepada masyarakat kecil, khususnya para nelayan, tidak boleh diabaikan.
Pemerintah harus mampu tampil sebagai penengah dan memastikan tidak ada kelompok yang menjadi korban dari sebuah proyek pembangunan.
Pemerintah Daerah Pesawaran wajib hadir sebagai “hakim yang adil”, memberikan keputusan dan kebijakan yang tidak merugikan salah satu pihak. Kemajuan harus berjalan seiring dengan keberlanjutan mata pencaharian masyarakat. Investasi boleh tumbuh, tetapi kesejahteraan rakyat harus tetap menjadi yang utama.
Dampak Positif dan Negatif Pembangunan Pagar Jaring Hotel JW Marriott & Spa di Pesawaran
Dampak Positif:
Penegasan batas area hotel: Pagar jaring berfungsi sebagai pembatas kawasan tepi pantai yang dikelola pihak hotel, memastikan keamanan dan kenyamanan tamu serta menjaga kelestarian area tersebut.
Mendorong investasi dan pariwisata: Kehadiran hotel internasional memberi nilai tambah bagi pariwisata lokal, meningkatkan kunjungan wisatawan, membuka lapangan kerja, dan berpotensi menambah PAD.
Dampak Negatif:
Mengganggu akses nelayan: Pagar jaring diduga membatasi area tangkap nelayan yang selama ini bebas diakses, sehingga berdampak pada menurunnya hasil tangkapan ikan.
Potensi konflik sosial: Ketimpangan kepentingan antara investor dan masyarakat lokal berpotensi memicu gesekan jika tidak ditangani dengan bijak oleh pemerintah.


