LampungLampung Selatan

Akibat Pakan Ternak Ayam Mahal Masyarakat Demo Ke Perusahaan.

155

Lampung Selatan,TintaInformasi.com–Peternak Ayam Ras Petelur Mandiri dari berbagai daerah di Provinsi Lampung menggelar aksi di sejumlah perusahaan pakan ternak yang ada di Tanjungbintang, Selasa (8/3/2022).

Kedatangan mereka ke beberapa perusahaan pakan ternak itu, meminta pihak perusahaan untuk tidak menaikkan harga pakan begitu saja. Pasalnya, dalam satu tahun terakhir semenjak pandemi, keuntungan peternak dari hasil penjualan telur tidak sesuai dengan modal yang harus dikeluarkan untuk pembelian pakan.

Dari hasil pantauan Bongkar Post para peternak ayam petelur tradisional itu melangsungkan aksinya di empat perusahaan pakan ternak, diantaranya PT Japfa Comfeed Indonesia, PT Cheil Jedang (CJ) Feed Lampung, PT New Hope Indonesia serta PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).

Salah satu peternak ayam petelur tradisional asal Kecamatan Natar, Kasmani mengeluhkan harga pakan ternak yang terus melambung. Sehingga kesannya, perusahaan pakan ternak ini seolah ingin mencekik dan membuat bangkrut para peternak kecil.

“Harga pakan sekarang sudah Rp. 6.900 per kilogram, setahun yang lalu harganya masih Rp. 5.500 dan sekarang sudah naik hampir Rp. 1.500. Permintaan kami stabilkan harga pakan, sekarang harga jagung juga kan agak turun,” ucapnya di PT New Hope Indonesia.

Selain itu kata Kasmani, para peternak ayam petelur tradisional ini juga meminta kepada perusahaan pakan ternak untuk tidak berbudidaya ayam ras petelur sendiri, sebab itu dapat mengancam usaha mereka.

“Mereka (perusahaan pakan ternak) boleh saja memelihara ayam untuk dipelihara, tapi tidak boleh berbudidaya ayam sendiri atau berbudidaya ayam petelur sendiri, karena apabila mereka berbudidaya jelas akan menghabisi dan mematikan usaha kami,” keluhnya.

Tak hanya sebatas di perusahaan pakan ternak saja, mereka juga rencananya akan meneruskan aksinya di ke Kantor Gubernur dan Dinas Perdagangan Provinsi Lampung hari ini.

“Tuntutan kami, tolong mereka sebagai yang punya kebijakan untuk tidak memberikan izin kepada pabrikan untuk budidaya ayam ras petelur di Lampung khususnya. Kemudian bagi peternak yang besar sekali jangan diberi izin lagi, cukup. Selanjutnya kami minta kepada Dinas Perdagangan untuk tidak menjadikan harga telur sebagai promosi di supermarket, karena itu akan menghancurkan harga ditingkat peternak,” ketusnya.

Disisi lain, Manager Produksi PT CJ Feed Lampung, Hari Suryadi mengungkapkan, dalam satu tahun terakhir harga pakan mengalami kenaikan hampir 20 persen, kenaikan harga pakan itu akibat harga bahan baku jagung yang naik sekitar 25 persen.

“Harga jagung, dari tahun 2020 itu dibawah Rp. 4.000 dan tahun 2021 rata-rata Rp. 5.000 keatas, bahkan pernah tembus sampai harga Rp. 6.000,” pungkasnya.

Oleh sebab itu, ia memberikan saran kepada para peternak ayam petelur tradisional di Lampung untuk membentuk sebuah kelompok atau koperasi agar dapat melakukan pembelian pakan langsung ke pabrik, supaya peternak mendapatkan harga pakan dengan lebih murah.

“Karena mereka peternak mandiri, peternak kecil jadi minta direct, langsung pembelian ke pabrik. Nah, ini coba kita akomodir tapi tidak satu satu peternak, tapi diusulkan untuk membuat suatu wadah, apabila sudah berkumpul dan ada penanggung jawabnya, bisa berkomunikasi direct dengan kita, melakukan pembelian secara direct dan membuka DO dengan kita,” jelasnya.

Semantara itu, Marketing PT New Hope Indonesia, Hans Purba mengatakan bahwa seluruh peternak adalah mita. Menurutnya, PT New Hope Indonesia merupakan perusahaan khusus produksi pakan ternak.

“Tanpa peternak kecil, tanpa peternak kami bukanlah apa-apa, jadi yang mereka rasakan jelas ikut kami rasakan, oleh karenanya apa yang bisa kami bantu pasti akan kita usahakan bantu,” pungkasnya.(Red)

Exit mobile version