Bandar LampungLampung

Siswa SPN Kemiling Advent Pratama Telaumbanua Tewas Karena Penyakit Jantung, Ini Hasil Autopsi

22
×

Siswa SPN Kemiling Advent Pratama Telaumbanua Tewas Karena Penyakit Jantung, Ini Hasil Autopsi

Sebarkan artikel ini
TINTAINFORMASI.COM, BANDAR LAMPUNG  – Tim Dokter Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik Medan mengungkap hasil autopsi jenazah siswa SPN Kemiling asal Nias, Advent Pratama Telaumbanua. Hasil Autopsi itu diumumkan melalui Konferensi Pers di Lobby Siger Lounge, Mapolda Lampung, Senin 29 Agustus 2023. Dari hasil autopsi tersebut disimpulkan, jika penyebab tewasnya Advent saat menjalani Pendidikan Pembentukan Bintara (Diktuba) di SPN Kemiling akibat penyakit jantung yang dideritanya. Dokter Forensik RSUP Adam Malik Medan, Nasib M Situmorang menyebut, pihaknya menerima permintaan autopsi berikut hasil visum dari Polda Lampung pada 16 Agustus 2023 lalu. Pada 17 Agustus 2023, sekitar pukul 00.00 WIB tim Dokter RSUP Adam Malik mulai melakukan autopsi. Dalam serangkaian pemeriksaan pada luar tubuh almarhum, ditemukan sejumlah luka baru diduga akibat gesekan benda kasar di bagian tangan, punggung tangan, dagu, dan bibir serta kening. Selain itu, ditemukan luka lama di punggung tangan sebelah kiri dan pinggang bagian belakang. “Lalu kami lakukan autopsi, pemeriksaan bagian dalam terhadap jenazah. Maka kami temukan jantungnya membesar. Karena kami curiga itu membesar karena apa, kami melakukan pemeriksaan patologi anatomi,” ujar Nasib. “Dari hasil patologi anatomi, sehingga kami menyimpulkan penyebab kematian almarhum adalah karena penyakit jantung yang dideritanya,” tambah Nasib. Sementara menurut keterangan ahli jantung Pusdokkes Polri, Kompol M Haris, bahwa Siswa SPN mengalami kondisi serangan jantung yang begitu cepat dan terjadi dalam hitungan detik atau lebih dikenal Aritmia Maligna. “Kenapa tidak terdeteksi pada kondisi (Almarhum) pada saat masuk, karena memang proses Aritmia Maligna ini sifatnya Silent (diam). Jadi, pada saat screen awal pemeriksaan masuk tidak ditemukan. Memang bisa proses seperti itu dan ia muncul ketika terpancing dengan kondisi mungkin stres berlebihan atau konsisi seperti yang ditemukan tim forensik,” jelas Haris. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content protected !!