TINTAINFORMASI.COM, LAMPUNG SELATAN – Malang nasib Ahmad Taskent Adiyat Al Bara, atlet muda karate yang berpotensi, asal SMAN Sidomulyo, Lampung Selatan ini harus memupuskan harapannya menjadi atlet nasional, bahkan lebih, lantaran mengalami cidera pada bagian kepala, saat latihan bersama guna persiapan kejuaraan Dandenpom ll/3 Cup I, di Aula SMK Yaditama, pada Kamis (28/9/2023), sekitar pukul 15.30 Wib.
Putra pertama Bapak Bambang Utoyo ini, mengalami cidera cukup serius di bagian kepala akibat benturan keras di lantai aula sekolah. Sehingganya, Ahmad Taskent harus dioperasi karena ada penyumbatan darah di bagian kepala. Dia pun sempat mengalami pusing, muntah-muntah, dan kejang.
“Sempat dibawa ke Puskesmas Sidomulyo, lalu ke RSUD Bob Bazaar. Namun karena lukanya cukup serius maka kami memutuskan untuk membawanya ke RS Urip Sumoharjo untuk secepatnya dilakukan tindakan,” papar Sang Ayah, yang ditemui di rumah sakit, pada Jumat (13/10/2023).
Dikatakan Sang Ayah, putranya masuk ke rumah sakit pada Sabtu (7/10/2023) dan dioperasi pada Minggu (8/10/2023), tepat di saat Kejuaraan yang memang dinantikan oleh anaknya itu, berlangsung.
“Kami ini tidak menuntut secara hukum dan material, walaupun pil pahitnya Ananda Tashkent, anak kami harus terhenti prestasinya di bidang olahraga beladiri karate,” ungkap Yoyo, sapaan akrab Sang Ayah, seraya menyebut anaknya pernah memperoleh medali emas pada pertandingan kumite Kejuaraan Open Turnamen Erick Tohir BUMN 2023.
Sejauh ini, lanjut dia, belum ada pihak yang bertanggungjawab atas insiden yang dialami putranya saat latihan.
“Sampai saat ini kami masih menunggu itikad baik dari pihak terkait secara lembaga, baik dari Shiroite maupun Forki, karena musibah yang dialami anak saya ini terjadi pada saat latihan dan persiapan mengikuti kejuaraan resmi, tapi setelah terjadi kecelakaan seperti ini dan sangat fatal, anak saya seolah diabaikan dan tidak ada sama sekali keterangan resmi dari pihak terkait tersebut, ini sangat kami sayangkan,” ucapnya.
Ia berharap ada tanggungjawab moral sebagai obat buat Tashkent dan keluarga.
“Kerugian fisik dan psikis yang dialami Tashkent berpengaruh terhadap perkembangan masa depannya,” tandasnya.
Sang Ayah menduga, ada kelalaian dan fungsi pengawasan yang tidak berjalan sesuai aturan, sehingga merugikan atlet.
Meski pihak keluarga menerima musibah ini dengan legowo, namun secara organisasi, tetap harus ada pertanggungjawaban moral sebagai bentuk perhatian, serta pembelajaran bagi insan karate yang ada di Provinsi Lampung
“Paling tidak, ada rekomendasi Musyawarah Lembaga Perguruan Pengcab FORKI Lampung Selatan mengenai insiden yang dialami oleh Ananda Tashkent. Masa depan anak kami ini masih panjang, sementara harapan dia untuk bisa menjadi atlet karate di tingkat yang lebih tinggi lagi, terpaksa harus pupus, hanya pada saat latihan,” tuturnya sambil beberapa kali menghela nafas panjang.
Ahmad Taskent, tercatat sebagai atlet Karate Shiroite yang tergabung dalam Tim Karate Nekoshiro Lampung Selatan.
Dan berdasarkan informasi yang diperoleh, pada saat latihan berlangsung, tidak ada safety berupa matras dan tidak ada pengawasan dari pelatih. (*)