Tintainformasi.com, Lampung tengah— Tobat jadi kurir narkoba, Seorang warga Kampung Kusumadadi, Kecamatan Bekri Lampung Tengah, Nikmati menjadi buruh yang halal hasilnya.
Sutikno (53) menjadikan Lapas Kelas II B Gunung Sugih tempat belajar ke arah yang lebih baik.
Pengalaman yang sangat berarti bagi Sutikno yang sempat tergelincir ke dunia hitam dan menjadi kurir narkoba tahun 2019 lalu.
“Ya alhamdulillah di Lapas menjadi tempat menimba ilmu dan membersihkan diri dari hal-hal melanggar hukum,”kata Sutikno.
Dari yang seumur hidup tidak pernah Sholat, Kata Sutikno, selama di dalam penjara dia mengaku hidayah itu datang.
“Seumur hidup gak pernah sholat malah di dalam lapas rasanya rugi tidak melaksanakan kewajiban,”ujarnya.
Sekian tahun menjalani hukuman, Sutikno merasa di usianya yang tidak muda lagi harus menentukan pilihan usaha walau lelah tapi hasilnya bisa di nikmati kelaurga kecilnya.
Sudah cukup lama saya kerja disini, setelah lulus sekolah (dipenjara) saya diajak mas Junaidi kerja untuk mengemas pupuk kompos dari kotoran sapi,”pingkasnya.
Hasil yang ia dapat untuk biaya hidup saya dan kelaurga sudah terbilang cukup.
“Alhamdulillah, sehari bisa dapat Rp150 sampai Rp200 ribu. Usaha ini sangat membantu saya, dan warga lainya yang tidak memiliki pekerjaan disini,”tandas Sutikno.
Selain itu, masayarakat setempat juga dapat merasakan manfaat sehingga terbantu dengan adanya tempat pengolahan pupuk tersebut.
“Ya kita lihat mas, mulai dari dibuatkan talud, sampai sumur bor untuk mengairi lahan perkebuan sayuran setempat,”imbuhnya.
Sementara junaidi menerangkan, bahwa pihaknya memberdayakan tenaga kerja lokal, sebanyak 48 keluarga, dengan bayaran Rp150 ribu sampai Rp200 ribu perhari.
“Alhamdulillah usaha saya bisa membantu masyarakat setempat, memberdayakan mereka yang tidak punya kerjaan, mereka yang sebagai pendatang, sampai yang pernah menjalani hukuman di lapas mereka saya ajak untuk bekerja,”tuturnya.
Dinamika usaha tersebut tidak jarang menemukan kendala, mulai dari sulitnya bahan baku, hingga dampak dari cuaca ekstem.
“Swmuanya itu masih dirasa wajar dan dapat ditanggulangi, sehingga kegiatan usaha tetap dapat berjalan, mengingat puluhan warga sekitar menggantungkan hidupnya dari usaha saya,”bebernya.
Junaidi berharap dengan adanya usaha pengolahan pupuk kompos ini bisa bermanfaat untuk masyarakat dan perani di indonesia.
“Semoga menjadi berkah dan manfaat untuk petani mau pun warga kampung Kusumadadi, umumnya petani di Indonesia,”tutupnya. (Team)