TINTAINFORMASI.COM, BANDARLAMPUNG — Tokoh masyarakat Lampung, M. Alzier Dianis Thabranie, agaknya benar-benar “greget” melihat dinamika politik di Kabupaten Lampung Timur (Lamtim) jelang pilkada serentak 27 November 2024 mendatang. Ini seiring “dijegalnya” pasangan calon kepala daerah Dawam-Ketut untuk ikut Pilbup Lamtim.
“Lampung ini sudah sangat kondusif selama dipimpin Kapolda Irjen. Pol. Helmy Santika. Jangan sampai gara-gara ambisi politik seseorang, rusak susu sebelanga. Lampung jadi “perbincangan” nasional. Karenanya saya mohon Pak Helmy Santika, Kapolda Lampung, turun tangan atas kegaduhan yang diduga akibat adanya pihak-pihak yang ingin menjegal Dawam-Ketut tak ikut Pilbup Lamtim,” ujar Alzier, yang juga merupakan Mustasyar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung masa khidmah 2023-2028, Kamis, 5 September 2024.
Alzier yang saat ini masih menjabat sebagai Ketua Dewan Penasehat Kadin Provinsi Lampung itu pun menyatakan keprihatinan yang mendalam atas kondisi yang terjadi.
“Saya menduga gagalnya pasangan calon kepala daerah Dawam-Ketut ikut Pilbup Lamtim akibat ada yang bermain agar pasangan yang didukung PDIP tak bisa mengakses Sistem Informasi Pencalonan (Silon) KPU Lamtim. Saya mendapat banyak masukan bahwa penyelenggara pemilu juga patut diduga tak netral dalam mengambil keputusan. Dengan alasan Silon, KPU sampai mengorbankan semangat demokrasi,” urainya.
Perilaku ini, lanjut mantan Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Lampung, sama saja dengan membangkang terhadap Keputusan KPU pusat yang telah membuka ruang perpanjangan pendaftaran agar tak terjadi perlawanan terhadap kotak kosong. Dengan alasan Silon, KPU Lamtim diduga menutup pintu lebih dari satu calon. Dimana pasangan Dawam-Ketut gagal diduga gara-gara admin Silon “hilang” sulit dicari, agar PDI-P tak tercantum lagi mendukung Ela-Azwar.
“PDIP jelas telah mengubah dukungan dari Ela-Azwar ke Dawam-Ketut yang berniat ikut Pilbup Lamtim agar tak terjadi lawan kotak kosong. Saya juga tak yakin admin Silon yang “kabur” semata inisiatifnya. Saya menduga ada yang “bermain”. Ini bisa jadi pintu masuk Polda Lampung untuk mengejar pelaku dan otaknya yang diduga telah melakukan tindak pidana dalam proses demokrasi di Lampung. Proses hukum semua mereka yang diduga bermain,” tegasnya.
Harapan ini disampaikan Alzier semata agar Provinsi Lampung terus kondusif selama dipimpin Kapolda Irjen. Pol. Helmy Santika.
“Jangan gara-gara ambisi politik seseorang, rusak prestasi yang telah banyak diukir Bapak Kapolda, Irjen. Pol. Helmy Santika selama bertugas di Lampung. Saya harap, Polda Lampung segera melakukan penyelidikan dan penyidikan. Usut tuntas pelanggaran hukum pihak-pihak yang “bermain” dalam penyelenggaraan demokrasi di Lamtim,” mohon Alzier lagi.
Selain itu, Alzier mengajak semua lembaga yang peduli terhadap demokrasi dan hak asasi manusia (HAM), agar dapat bersama-sama mengawal aparat kepolisian dalam mengusut dugaan adanya permainan yang menjegal majunya Dawam-Ketut.
“Memalukan sekali demokrasi di Lampung Timur. Karenanya mari bersama-sama kita dukung dan kita kawal aparat kepolisian mengusut dugaan adanya permainan yang menjegal majunya Dawam-Ketut di Pilkada Lamtim 2024,” pungkasnya.
Sebelumnya lewat surat KPUD Lamtim No. 536/PL 02.2-SD/1807/2024, alasan KPU Lampung Timur karena partai yang mencalonkan Dawam-Ketut masih tercatat sebagai pendukung pencalonan Ela-Azwar. Mirisnya admin sistem informasi pencalonan (silon) diduga kabur, sehingga catatan bahwa PDIP mendukung Ela-Azwar belum hilang dari silon sehingga KPU tak dapat memprosesnya.
(Red)