Tintainformasi.com, Merangin Jambi —Media tinta informasi online dan tv saat konfimasi ke Masyarakat Jum at 25/April /2025. Warga yang tidak ingin di sebut nama nya saat memberikan informasi ke awak media, dalam keterangan masyarakat mengatakan ada perkebunan sawit desa ada 8 hetar, di lokasi berbeda beda.
“Waktu mendirikan kebun desa tersebut, kades masih menjabat di tahun 2019 kurang lebih” kata Masyarakat.
“Masyarakat mendirikan kebun milik desa baru ini tapi waktu kades ramai habis jabatan sawit tersebut sudah berbuah pasir” ucap Masyarakat.
“Pas pemilihan umum tahun 2022 kades lama kalah dimenangkan kades baru pak Hermon ini, sejak tahun 2022 sampai saat ini. Hermon memimpin jadi kades Medan baru ini.
“Namun masyarakat banyak bertanya kinerja kades ini saat mengelola hasil perkebunan sawit milik desa, yang ada 8 hektar dalam kalkulasi hasil panen kini perbulan kurang lebih 7 ton sebulan” tambah masyarakat ke awak media.
Dalam hasil sebulan dengan harga Rp 2.500 di kali 7 ton aja sudah Rp.17.500.000. Itu satu bulan hasil sawit desa kalau di kalkulasi 12 bulan udah berapa hasil nya Rp (210.000.000) satu tahun kalau kalkulasi 2 tahun hasil nya Rp (420.000.000).
Informasi masyarakat kades hanya membeli 4 ekor kerbau selama 2 tahun, untuk bantai adat di bagi bagi ke masyarakat. Kalkulasi harga kerbau per ekor Rp 20.000.000 x 4 ekor = Rp 80.000.000 4 kerbau untuk di bagi bagi masyarakat, namun hasil nya masih banyak sisa jumlah Rp.420.000.000. di kurangi Rp.80.000.000 jumlah = Rp.340.000.000 itu kalkulasi 2 tahun sanggah masyarakat.
Ada dugaan penyelewengan pengelolaan keuangan oleh Kades Hermon, di karenakan tidak transparan dengan masyarakat masalah keuangan hasil sawit selama ini.
Masyarakat desa medan baru berharap Aparat Penegak Hukum untuk memeriksa Kades Hermon atas dugaan korupsi hasil sawit desa medan baru.
Dalam hasil konfirmasi dengan kades Hermon mengatakan ke awak media. “Dalam pendapatan hasil dari kebun sawit tersebut banyak di bantu baik biaya acara MTQ tingkat desa, biaya acara tersebut di keluarkan dari hasil kebun sawit desa maupun acara lomba voli oreza, itu pun dana dari sawit desa di gunakan kata kades Hermon. Studi banding anak desa Medan baru ke luar daerah pun memakai dana perkebunan sawit”, ungkap kades.
Itu pun hasil konfirmasi dari kades untuk ke awak media agar tidak salah paham, “Kami juga kata kades Hermon selalu keterbukaan pendapat hasil kebun sawit milik desa ke masyarakat di umum kan di masjid bukan diam aja, mungkin masyarakat yang tidak senang dengan kenerja saya penyampaian nya salah paham, mungkin itu lawan politik saya” tambah kades ke awak media tinta informasi online dan tv ini .
(Team.red)