BERITALampungPesawaran

Upacara HUT RI Ke-80 di Kebun Tanjung Kemala Jadi Simbol Nasionalisme dan Persaudaraan

134

Tintainformasi.com, Pesawaran —Masyarakat yang tergabung dalam perjuangan Tanah Tanjung Kemala melalui Aliansi Masyarakat Menggugat dan Paguyuban Tanjung Kemala menggelar Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi di Kebun Tanjung Kemala, Desa Tamansari, Kabupaten Pesawaran, Minggu (17/8/25).

Upacara berlangsung khidmat dengan Saprudin Tanjung bertindak sebagai inspektur upacara. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Feri Darmawan, Ketua Forum Komunikasi Wartawan Kabupaten Pesawaran (FKWKP), masyarakat adat, serta para anggota perjuangan Tanah Tanjung Kemala.

Dalam amanatnya, Saprudin Tanjung yang juga Ketua Aliansi Masyarakat Pesawaran sekaligus Ketua Perjuangan Aliansi Masyarakat Menggugat menegaskan bahwa peringatan kemerdekaan harus dimaknai sebagai momentum memperkuat semangat dan persatuan dalam perjuangan Tanah Tanjung Kemala.

“Hari ini kita berdiri di tanah perjuangan, Tanah Tanjung Kemala, pada hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Kemerdekaan bukan hanya seremonial setiap 17 Agustus, tetapi kemerdekaan adalah semangat untuk terus berjuang mempertahankan hak-hak kita.

Perjuangan kita sudah berjalan panjang, penuh suka duka dan rintangan. Namun kita tetap tegak, karena perjuangan ini bukan perjuangan pribadi, melainkan perjuangan bersama. Tujuan kita jelas: tanah ini harus kembali sepenuhnya kepada kita, hingga benar-benar sah menjadi Sertifikat Hak Milik.

Jangan sampai kita goyah hanya karena hal-hal kecil atau kepentingan sesaat yang bernilai ekonomi, contohnya ribut masalah garapan atau hal lainnya, yang sebenarnya sangat mudah jika kita semua diskusi dan duduk bersama untuk bermusyawarah. Kita semua harus ingat, persatuan adalah kekuatan kita. Jika kita rapatkan barisan, tidak ada yang bisa mengalahkan kita. Kemerdekaan ini memberi pesan, bangsa Indonesia bisa merdeka karena bersatu. Maka perjuangan Tanah Tanjung Kemala pun hanya akan berhasil jika kita tetap bersatu dan tidak terpecah belah.

Mari kita terus fokus pada tujuan awal, jangan tergoda, jangan mudah diadu domba. Perjuangan ini bukan hanya untuk kita, tetapi juga untuk masa depan anak cucu kita agar kelak tanah warisan leluhur ini benar-benar menjadi milik kita dan anak cucu kita,” tegas Saprudin.

Senada dengan itu, Feri Darmawan yang merupakan Ketua Lembaga Wartawan (FKWKP) sekaligus salah satu tokoh perjuangan Tanah Tanjung Kemala, menegaskan pentingnya menjaga kekompakan dan gotong royong.

“Jangan ada yang merasa paling berjasa. Perjuangan di depan tak ada artinya tanpa dukungan di belakang, begitu pula sebaliknya. Gotong royong adalah kunci. Kita sudah berada di puncak perjuangan, jangan biarkan siapa pun memecah belah kita.”

Feri menambahkan, dalam setiap perjuangan, pengkhianat dan pengadu domba tidak memiliki tempat terhormat.

“Tempatnya hanya di bawah kaki kita,” tegasnya.

Upacara peringatan HUT RI di Tanjung Kemala ini bukan hanya menjadi simbol nasionalisme, tetapi juga meneguhkan komitmen para pejuang Tanah Tanjung Kemala untuk menyelesaikan perjuangan hingga titik akhir, yaitu pengakuan sah berupa Sertifikat Hak Milik.

Dalam rangkaian peringatan HUT RI ke-80 tahun 2025 ini di Tanah Tanjung Kemala, juga akan digelar kegiatan lain seperti jalan sehat, pertunjukan kuda kepang, dan hiburan lainnya.
(Tim red)

Exit mobile version