Tintainformasi.com, Lampung Tengah — Keluarga atau ahli waris tanah milik Suttan Alamsyah (Bunyamin) digegerkan dengan adanya pagar beton yang diduga dibangun oleh PT Santosa Agrindo (Santori) di atas tanah milik keluarga.
Hal tersebut terungkap ketika Rahmat, selaku salah satu cucu yang juga merupakan ahli waris dari Suttan Alamsyah yang berniat berziarah ke makam sang nenek (Ibu Suttan Alamsyah almarhum).
Menurut Rahmat, Makam neneknya tersebut dibangun berjarak kurang lebih sekitar 25 meter dari kali yang dipakai keluarganya untuk mengairi lahan sawah disekitar makam dan tidak ada tembok atau pagar yang menutupi.
“Tanah keluarga kita (Suttan Alamsyah) ini sekitar 200 meter dari hulu sampai keujung muara sana” ungkap Rahmat.
Rahmat mempertanyakan mengapa bisa ada tembok atau pagar yang menutupi makam sang nenek dengan kali yang tadinya dipakai sebagai lahan persawahan milik keluarga.
“yang dipagari oleh PT Santori ini kan kali dan lahan sawah yang dikelola oleh keluarga sejak dulu, kenapa ini tiba-tiba bisa dipagari secara sepihak, Kalau memang mereka merasa pernah membeli mana buktinya dan pada siapa mereka membeli, karena kita keluarga tidak pernah menjualnya kepada perusahaan” bebernya.
Rahmat juga mengatakan, Dirinya dan keluarga beserta aparat kampung yang mengetahui silsilah tanah tersebut sudah berupaya mengkonfirmasi kepada pihak PT Santori sebanyak 3 kali perihal pembangunan tembok atau pagar di tanah milik keluarganya.
“Ini pertemuan kita yang ketiga kali dengan perusahaan Santori, dan mereka meminta waktu sampai tanggal 20 bulan ini dengan alasan untuk mengkonfirmasi ke perusahaan pusat,” ungka Rahmat.
Rahmat berharap apabila memang perusahaan tidak bisa membuktikan hak kepemilikan tanah tersebut, Dirinya meminta perusahaan mengembalikan tanah milik keluarganya yang selama ini pagari dan diakuisisi oleh PT Santori.
“Kalo sampai batas waktu yang mereka janjikan dan tidak bisa menunjukkan bukti kepemilikan tanah, saya akan melakukan pengukuran,”tutup Rahmat.
Sampai berita ini diturunkan pihak PT Santori belum memberikan ketenangan resmi terkait kejadian tersebut, meski pihak media sudah berupaya menemui pihak perusahaan.

