TINTAINFORMASI.COM, LAMPUNG TIMUR — Pekerjaan yang diduga pembuatan kolam benih ikan di Desa Tamansari, Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur, ditengarai tidak transparan. Alias mak jelas. Pasalnya, tidak ada plang informasi pada lokasi pekerjaan. Bahkan, warga dan pamong setempat pun juga mengaku tidak mengetahui asal pekerjaan tersebut.
Kuat dugaan, ada kongkalikong antara Dinas terkait dengan rekanan selaku pelaksana pekerjaan, pada proyek tak bertuan ini. Dan diduga anggaran pembangunannya mencapai ratusan juta rupiah.
Proyek ini pun diduga tidak berkualitas lantaran minim pengawasan. Beberapa kali tim media melihat ke lokasi pekerjaan, tidak satupun pelaksana kegiatan dan pengawas berada di lokasi pekerjaan.
Tak hanya itu, di lokasi juga tidak terpasang plang informasi pekerjaan, sehingga tidak diketahui siapa pelaksana, asal kegiatan, serta berapa nilai anggaran. Adanya plang pekerjaan guna membantu mengawasi pekerjaan agar hasilnya maksimal. Sehingga, kuat dugaan pelaksanaan pekerjaan ini tidak transparan dan terjadi penyimpangan.
Sekedar informasi, Kecamatan Purbolinggo, Lampung Timur, merupakan Balai Benih Ikan Sentral (BBIS), yang berdiri sejak tahun 1978, dan merupakan salah satu instalasi pembenihan air tawar yang saat ini pengelolaannya berada dibawah UPTD Balai Perikanan Budidaya Air Laut dan Payau Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung.
Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai penghasil benih ikan air tawar yang bermutu dan berkualitas, maka BBIS Purbolinggo memiliki beberapa jenis induk ikan air tawar, diantaranya induk ikan nila, ikan mas, ikan lele, ikan patin, ikan baung, ikan gurame, ikan bawal, dan ikan jelawat.
Untuk menghasilkan benih ikan air tawar yang bermutu dan berkualitas, Gubernur Arinal meminta untuk memperhatikan manajemen pembenihan ikan, mulai dari pemilihan induk, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva/benih dalam lingkungan yang terkontrol, hingga pemasaran. Dalam menghasilkan benih yang berkualitas, Gubernur Arinal juga meminta untuk memperhatikan kualitas dan variasi makanan yang diberikan.
Dalam laporannya, Kadis Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung, Liza Derni, menyampaikan bahwa Balai Benih Ikan Sentral (BBIS) Purbolinggo berdiri sejak tahun 1978 dan merupakan salah satu instalasi pembenihan air tawar yang saat ini pengelolaannya berada di bawah UPTD Balai Perikanan Budidaya Air Laut dan Payau Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung. Yang dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur Lampung Nomor 10 Tahun 2020 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah Perangkat Daerah Provinsi Lampung, yang sebelumnya UPTD ini bernama UPTD Balai Benih Ikan.
BBIS Purbolinggo merupakan satu-satunya Balai Benih Ikan Sentral di Provinsi Lampung, dengan luas areal mencapai ± 5 Hektare yang terdiri dari lahan kering (kantor, asrama, aula, hatchery dan infrastruktur pendukung lainnya) seluas ± 2,02 Hektare dan lahan basah (sebanyak 43 unit kolam) seluas 2,98 Hektare. Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai penghasil benih ikan air tawar yang bermutu dan berkualitas, jelas Liza, maka BBIS Purbolinggo memiliki beberapa jenis induk ikan air tawar, diantaranya induk ikan nila (1.200 ekor), ikan mas (185 ekor), ikan lele (150 ekor), ikan patin (80 ekor), ikan baung (158 ekor), ikan gurame (140 ekor), ikan bawal (20 ekor), dan ikan jelawat (30 ekor) dengan total seluruhnya mencapai 1.963 ekor.
Produksi benih BBIS Purbolinggo pada tahun 2020 sebanyak 1.903.600 ekor sedangkan pada tahun 2021 sebanyak 1.477.000 ekor yang terdiri dari benih ikan nila, mas, lele, baung dan patin. Benih ikan hasil produksi dari BBIS Purbolinggo ini untuk memenuhi kebutuhan pasar benih ikan terutama di Kabupaten Lampung Timur dan kabupaten/kota lain di Provinsi Lampung seperti Metro, Lampung Tengah, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, Lampung Utara, Lampung Barat, Lampung Selatan, dan Pringsewu.
Penurunan produksi benih yang terjadi pada tahun 2021 disebabkan proses pemijahan ikan tidak dapat dilakukan secara optimal karena sumber air utama BBIS Purbolinggo yang berasal dari saluran irigasi teknis mengalami pengeringan karena adanya proses perbaikan. (tim /dbs)