Lurah Campang Jaya Minta Maaf Soal RT Arogan dengan Wartawan, Izin Tower BTS Proses

TINTAINFORMASI.COM, BANDAR LAMPUNG – Terkait sikap arogansi Rakim selaku RT 6 lingkungan 2, Kelurahan Campang Jaya, Kecamatan Sukabumi kepada wartawan. Lurah Campang Jaya Alfredo meminta maaf kepada wartawan yang mendapat prilaku tidak menyenangkan dari jajaran yang ia pimpin.
“Mewakilinya saya minta maaf bang, ya memang harusnya RT mengingatkan soal K3 dan soal tidak ada pagar penutup dalam proses pekerjaan pembangunan yang bisa membahayakan masyarakat sekitar. Besok Senin (16 Oktober 2023) saya akan turun mengecek pembangunan tower BTS itu,” kata Alfredo saat dihubungi via telpon Whatsapp, Minggu 15 Oktober 2023.
Kemudian terkait izin, Alfredo mengatakan jika izin dan IMB kurang mengetahuinya serta kemungkinan menurutnya tengah proses di Dinas terkait dan soal izin dasar yang dikeluarkan dari kelurahan sudah selesai dibuat oleh pihak tower BTS.
“Kalo Izin, IMB kurang tau. Kayaknya tengah proses di Dinas tapi kalo izin dasar dari kelurahan sudah selesai semua di urus,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, pembangunan menara tower Base Transceiver Stasion (BTS) di Kelurahan Campang Jaya, Kecamatan Sukabumi, Kota Bandar Lampung yang dilakukan oleh pekerja terpantau tidak dilengkapi Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Sedangkan sesuai Permenaker Nomor 09 Tahun 2016 mewajibkan kepada kepada pengusaha atau pengurus untuk menerapkan K3 dalam bekerja di ketinggian.
Sementara saat ditemui dikediamannya, Rakim selaku RT setempat lantas sinis lantaran pertanyaan wartawan terkait keamanan warga sekitar dan pertanyaan apakah pihak pamong setempat sudah mengingatkan tentang K3 dalam pembangunan tower BTS tersebut demi keamanan.
“Saya udah mengingatkan dan nanya kenapa ngga pake pengaman kalo jatoh bagaimana katanya ribet, kenapa ngga pake helem harusnya pemborong yang ngingetin cuma kita prikemanusian. Kamu ini nanya kesini mau apa? nanti saya telpon ini aja Edi pengawasnya, itu bukan urusan saya kan ada pemborong masing-masing. Lo kalo kesini salah dong itu bukan ranah saya kalo saya urusannya admnistrasi, kita orang sama babin lurah camatnya,”katanya.
Saat ditanya terkait tidak ada himbauan area dan pagar penutup dalam proses pembangunan karena jaraknya yang begitu dekat dengan pemukiman warga, Rakim justru dengan arogannya dan diduga menuding secara tendensius jika wartawan hanya mencari-cari kesalahan.
“Kalo mau cari baik-baik datang aja kesitu, saya itu cuma ngawasin dapat upah aja ngga saya. Lurah sering bhabin aja ngontrol juga. Kan belum jadi itu makanya belum ditutup pagar. Ngomong aja kalo mau ada pendekatan, saya udah bilang kalo ada wartawan kasih aja rokok-rokok,” ujarnya.
Lanjutnya, dirinya mengawas karena ada kewajiban dari lurah dan Bhabinkamtibmas setempat untuk mengontrol pembangunan itu hingga berdiri. Bahkan secara tidak langsung Rakim mengamini jika warga sekitar khususnya anak-anak terkadang bermain di area pembangunan itu, meski ditanya beberapa kali ia kesal dan tak menjawab.
“Kamu ini mau apa? Gini aja mas ngga usah banyak cincong (omong-red) nanya nanti kalo udah berdiri kalo mau dimasalahin ya masalahin aja, Itu kan ada yang ngawasin juga itu. Bahkan ada anak-anak mainan megang kayak tali aja itu diomelin sama diorang pekerja itu artinya kurang apa saya,” jelasnnya.
Kemudian Rakim menanya kepada wartawan, jika tidak ada yang ditanyakan kembali dia meminta wartawan untuk segera pergi. Kemudian awak media pun bersalaman dan meminta maaf jika ada kata-kata dalam pertanyaan yang kurang berkenan.
“Udah itu aja kan, untung kamu nanya tadi gelas ini ngga saya pegang. Kalo ngga saya sebor (siram-red) pake kopi ini, yaudah kalo ngga ada yang ditanya lagi,” tuturnya. (Tim/ Rend)