TINTAINFORMASI.COM, LAMPUNG TENGAH —Warga masyarakat yang sering menggunakan sarana jembatan yang menghubungkan Desa Candirejo – Muji Rahayu, Kecamatan Way Pengubuan, Kabupaten Lampung Tengah, diminta untuk berhati-hati.
Mengapa begitu? Karena jembatan yang dibangun menggunaka APBD Kabupaten Lampung Tengah tahun 2023 senilai Rp 10.390.992.000, yang dikerjakan CV Putra Inti Pratama tersebut, meski baru dua bulan ini selesai pengerjaan, kondisinya sangat memprihatinkan.
Pembangunan jembatan yang merupakan belanja anggaran Dinas Bina Marga dan Bina Kontruksi (BMBK) Kabupaten Lampung Tengah itu, pada dinding pondasi bagian talut penahan tanah (TPT) terlihat sudah banyak yang retak. Mengakibatkan lantai pembatas jembatan amblas hingga kedalaman 50 Cm.
Telah retaknya dinding pondasi TPT pada jembatan penghubung Candirejo – Muji Rahayu tersebut diduga karena paralon yang digunakan untuk pembuangan air resapan timbunan tanah, berukuran kecil dan tidak berstandar SNI.
Hal itu terlihat dengan paralon sudah banyak yang pecah dan rusak, akibat tidak kuat menahan beban batu pondasi TPT. Sehingga pembuangan air resapan timbunan tanah TPT tersumbat berakibat pecah dan retaknya dinding pondasi TPT.
Selain itu, menurut penelusuran di lapangan, telah retaknya pondasi TPT juga disinyalir akibat kurangnya penggunaan material semen pada pondasinya. Bahkan bisa jadi akibat kurangnya pemadatan tanah pada bagian timbunan TPT, sehingga lantai pembatas jembatan amblas.
Seorang warga sekitar yang biasa melewati jembatan tersebut mengatakan, jembatan berusia dua bulan itu kondisinya memang sangat memprihatinkan.
“Timbunan TPT ini amblas mungkin kurang pemadatan. Hingga saat hujan turun, tanah timbunan bergerak ke bawah, akibatnya amblas dan berlubang,” ujar warga itu.
Ia mengaku, semua warga pengguna jembatan Candirejo – Muji Rahayu harus ekstra hati-hati saat melewatinya. Apalagi bila usai hujan.
Apalagi bagian jalan timbunan tanah diatas talut penahan tanah (TPT) bagian kiri dan kanan jembatan, tidak dipasang rabat beton atau aspal. Melainkan hanya pemadatan dengan menggunakan material bes A.
“Pemadatannya tidak rata dan bergelombang. Kalau hujan, tergenang air. Karena tidak dipasang rabat beton atau diaspal,” ucap warga itu.
Menurut penelusuran, sampai saat ini jembatan yang mulai retak disana-sini dan mengkhawatirkan warga itu masih menjadi tanggungjawab rekanan. (Team)