Bandar Lampung

PTPN 1 Regional 7 Bungkam, GP Nusantara : Kalau Tidak Bermasalah Kenapa Takut

144
×

PTPN 1 Regional 7 Bungkam, GP Nusantara : Kalau Tidak Bermasalah Kenapa Takut

Sebarkan artikel ini

Tintainformasi.com

Bandar Lampung —

Gerakan Persada Nusantara (GP Nusantara) Lampung kembali angkat bicara terkait proyek perbaikan Jembatan Kali Beronjong milik PTPN 1 Regional 7 di Unit Way Lima Desa Cipadang Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran.

PTPN selaku pemilik proyek dan CV Jaya Nawawi sebagai perusahaan yang mengerjakan proyek justru bungkam. Hal itu tentu membuat masyarakat bertanya – tanya ada apa dengan proyek yang menelan anggaran fantastis yakni Rp.841 juta lebih.

Scroll Untuk Baca Artikel
ADVERTISEMENT

Sekretaris DPD GP Nusantara Lampung Eko Susanto mengatakan, diamnya PTPN dan CV Jaya Nawawi justru membuat masyarakat memiliki penilaian yang buruk terhadap proyek tersebut.

“Iya wajar saja jika masyarakat menilai proyek itu bermasalah, karena PTPN bungkam dan Perusaaan yang mengerjakan proyek bungkam. Memang benar itu proyek punya PTPN pribadi, tapi inget dia itu BUMN yang di biayai oleh Negara, jadi yang dipakai uang Negara juga,” ungkap Eko, Kamis (20/2/2025).

Eko menambahkan, jika proyek tersebut tidak bermasalah, PTPN dan CV Jaya Nawawi harusnya tidak usah takut untuk merespon jika di mintai klarifikasi oleh para wartawan.

“Kalau tidak bermasalah kenapa takut, tinggal jelaskan saja proyek itu seperti apa. Kalau PTPN bungkam dan menghindar ini justru menunjukan proyek tersebut memang bermasalah,” timpalnya.

Masih kata Eko, GP Nusantara Lampung masih mencari bukti adanya dugaan mark up proyek yang menelan anggaran Rp841 juta lebih, apa lagi hanya digunakan untuk perbaikan setengah jembatan dan beronjong saja.

“Kita masih ngempulkan beberapa bukti adanya permasalahan dalam proyek tersebut, apa lagi santer saya baca di berita, batu untuk menguruk besi tancap pondasi di ambil dari kali itu sendiri, itu tidak boleh harus ada izin lagi dan itu masalah, belum lagi penggunaan matrial batu untuk beronjong harusnya batu kali bukan batu gunung,” jelasnya.

“Kalau memang pihak PTPN dan Perusahaan yang mengerjakan proyek tersebut tidak terbuka, tidak menutup kemungkinan kita laporkan ke KPK (Komisi Pemberatasan Korupsi) di Jakarta, kita buatkan laporan masyarakatnya, biar mereka yang turun ke sini,” tegasnya.

Saat dikonfirmasi di kator direksi PTPN 1 Regional 7, Manager Humas Andi Firmansyah belum bisa memberikan jawaban lebih terkait proyek perbaikan jembatan kali Beronjong di Unit Way Lima tersebut.

“Saya minta waktunya, nanti saya tanyakan dulu kepada pihak – pihak terkait, nanti saya akan informasikan kembali secepatnya,” kata Andi. Senin (3/2) lalu.

Kamis (6/2) kembali media ini menghubungi via pesan WhatsApp.

“Wa’alaikum salam.wr.wb sy sdng diluar kantor bang… sy sdng menunggu konfirmasi bagian terkait nih bg,” pesannya.

Jum’at (7/2) media ini kembali ke kantor direksi PTPN 1 Regional 7 untuk konfirmasi namun informasi dari petugas jaga belum bisa menemui hanya mengirimkan pesan WhatsApp.

“Sy akan krm kn secepatnya bang,” pesannya.

Kemudian, perusahan yang mengerjakan proyek yakni CV Jaya Nawawi saat di mintai konfirmasi melalui pesaan WhatsApp oleh media ini juga tidak membalas.

Berdasarkan informasi, jika proyek tersebut di kerjakan oleh CV Jaya Nawawi yang berdomisili di Kecamatan Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung, dengan nilai anggaran proyek fantastis mencapai Rp841 juta lebih hanya untuk pengerjaan separuh jebatan dan pebuatan beronjong saja.

“Kalau Direktur CV nya itu namanya MBA, tapi yang menjalankan proyek nya F ini, infonya mereka masih keluarga, yang tahu kerjaan itu ya si F,” ungkap sumber yang enggan ditulis namanya. Rabu (12/2) lalu.

Sumber juga membenarkan, jika tiang pondasi jembatan mengalami patah atau bergeser dan sudah tutup dengan acian semen.

“Kemarin di tutup itu karena patah apa geser gitu, karena kelihatan retak nya jadi sama tukang di aci pakai semen biar gak kelihatan lagi,” terangnya.

Sumber juga mengungkapkan banyak kejanggalan dalam proyek perbaikan jembatan untuk kebutuhan perkebunan milik BUMN tersebut.

“Kalau pondasi tiang jembatan memang tidak pakai cakar ayam hanya pakai besi yang di tancapkan saja tiga baris kemudian di tumpuk batu hingga ke atas, itu nguruk batunya ngambil dari kali tidak beli, kan gak boleh harus ada izin lagi, ini saja sudah masalah,” kata sumber.

“Batu yang digunakan untuk beronjong, harusnya pakai batu kali, ini pakai batu gunung kan gak sesuai, gimana mau bagus itu beronjong, kena air naik ya geser semua, makanya lihat saja berongga semua beronjongnya,” timpal sumber. (Red.team)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content protected !!