BERITAHUKUM & KRIMINALLampungPesawaran

Nelayan Teluk Pandan Menjerit Akibat lampung Marriott Kavling Laut

94
×

Nelayan Teluk Pandan Menjerit Akibat lampung Marriott Kavling Laut

Sebarkan artikel ini

Tintainformasi.com, Pesawaran — Ada persoalan serius yang perlu ditangani segera oleh pihak terkait. Ternyata selama ini keberadaan hotel bertaraf internasional: Lampung Marriott Resort & Spa telah membuat derita bagi nelayan yang ada di sekitarnya.

Itu semua akibat Lampung Marriott Resort & Spa telah “mengkavling” lautan dengan memasang pagar jaring pelampung sepanjang 3 Km dengan lebar 500 m. Padahal selama ini, kawasan tersebut menjadi tempat nelayan mencari nafkah.

Scroll Untuk Baca Artikel
ADVERTISEMENT

Adanya aksi “kavling” lautan oleh Hotel Marriot itu membuat ratusan nelayan yang tergabung dalam Gabung Kelompok Perikanan (Gapokkan) Mitra 10, yang ada di Kecamatan Teluk Pandan, Pesawaran, menjerit.

Ketua Gapokkan Mitra 10, Mawardi (41), warga Desa Hanura, Teluk Pandan, mengungkapkan, sejak pihak Hotel Marriott memasang pagar jaring pelampung, pendapatan para nelayan turun drastis.

“Dari pihak manajemen Hotel Marriott tidak ada musyawarah maupun koordinasi dengan para nelayan. Padahal, hidup kami tergantung dari hasil tangkapan ikan,” kata Mawardi kepada tim Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kabupaten Pesawaran, saat menampung aspirasi nelayan, Selasa (18/11/2025), sebagaimana dikutip dari handalonline.com.

Mawardi menceritakan, dengan adanya pemasangan pagar jaring pelampung laut di sepanjang area Hotel Marriott tersebut, sangat berdampak pada hasil tangkapan ikan.

“Sebelum pagar jaring pembatas itu dipasang, jika lagi musim ikan, rata-rata para nelayan mendapatkan hasil tangkapan ikan perhari bisa mencapai 60 Kg. Namun sekarang kami hanya dapat ikan 1 Kg perhari,” tuturnya.

Diterangkan Mawardi, sebelumnya pihak nelayan pernah berkoordinasi dengan Ombusman, tetapi sampai sekarang belum ada tindaklanjut.

“Pemasangan pembatas dengan pagar jaring itu sudah hampir tiga tahun. Sebelum adanya pagar jaring, kami para nelayan bisa dibilang hidup sejahtera, karena tangkapan ikan sangat menghasilkan,” kenangnya.

Menurut Mawardi, masyarakat pernah melaporkan permasalahan praktik “mengkavling” laut oleh Hotel Marriott itu kepada Pemkab Pesawaran maupun Pemprov Lampung. Namun hasilnya tidak maksimal.

Maksudnya? “Setelah kami melapor, pernah dibuka sebentar pagar jaring pelampungnya. Tapi, tidak lama, sudah dipasang lagi. Yang membuat para nelayan makin menjerit adalah walaupun dibuka itu pagar jaringnya, masyarakat tetap tidak diperbolehkan menangkap ikan di lokasi tersebut,” urainya.

Bukan hanya persoalan “mengkavling” lautan saja yang menjadi pertanyaan nelayan Teluk Pandan. Tetapi juga keberadaan keramba apung yang dibuat pihak Hotel Marriott.

“Jujur, kami sebenarnya mempertanyaka, apakah keramba apung yang dibuat pihak Hotel Marriott itu sudah ada izinnya,” kata Mawardi lagi.

Lalu apa tanggapan pihak Hotel Marriott? Pihak manajemen hotel taraf internasional itu saat akan dikonfirmasi terkait dengan jeritan para nelayan, terkesan tertutup dan menghindar.

Tetapi tidak lama kemudian ada pria menghampiri, mengaku sebagai Supervisor Keamanan bernama Yolan Bagas didampingi Kepala Security Nurul Fajri. Ia mengatakan pihaknya akan koordinasi terlebih dahulu dengan pihak manajemen hotel.

“Nanti saya sampaikan kepada pihak manajemen hotel. Nanti silakan bapak-bapak mengirim surat terlebih dahulu, dan membawa surat tugas serta tanda pengenal,” ucap Yolan Bagas.

(Teamred)

Memuat judul...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *