Kota Metro. Tintainformasi.com — PPS Margorejo Kecamatan Metro Selatan Kota Metro, diduga kuat menerapkan sistem nepotisme dalam perekrutan anggota KPPS. Atas dasar laporan masyarakat dan narasumber, ketua PPS Margorejo sudah menerapkan sistem ini sejak pemilu 2024 yang lalu.
Dalam penentuan penetapan anggota KPPS kelurahan Margorejo, dipilih atas dasar pleno antara PPS yang berjumlah 3 orang, diketuai oleh Jhesy Dwi Lestarii dengan anggota Rizky dan sagino.
Dari temuan dilapangan oleh salah satu warga R ( 52) menyampaikan ke awak media tintainformasi.com, bahwa banyak kejanggalan dalam perekrutan KPPS . Salah satunya mengenai kriteria mereka direkrut.
” Syarat dan ketentuan seseorang bisa menjadi anggota KPPS ini masih meragukan, kalau diliat kelengkapan berkas, semua lengkap , jadi apa yang menjadi acuan bagi mereka. Jika pengalaman, banyak juga yang tidak lolos adalah orang orang berpengalaman dalam penyelengara hajat negara ini,” ujarnya
” Malah saya dengar dan dapat informasi dari rekan yang lain, bahwa yang diterima oleh Jhesy ada kaitan keluarga. Contoh ada ibu dan anak paman dan ponakan kakak dan adek, terus atas kedekatan seperti orang tua nya saling kenal dan satu tongkrongan. Walaupun di aturan resmi menyatakan tidak boleh ada kaitan suami istri antara penyelengara pemilu dan pilkada, ini masih ditingkat kelurahan bagaimana orang orang seperti ini berada ditingkat lebih tinggi bisa kacau dibikinnya,” keluhnya.
Setelah dikonfirmasi , pihak PPS Margorejo membantah semuanya di sekretariat PPS yang berada di kelurahan Margorejo, Rabu (9/10/2024)
Jhesy menjelaskan kalau ada kedekatan antara ketua PPS dan anggota KPPS yang direkrutnya, semua sesuai kebutuhan dan seleksi dari berkas . Karna di pemilu kemaren kurang nya personil yang mendaftar.
” Ada beberapa anggota pps di pemilu kemaren tidak layak menurut kami, contoh di TPS 1,2 dan 3. Mereka kurang menguasai teknologi. Karena sekarang mengunakan sistem SIREKAP. maka perlu diganti dengan yang muda muda yang lebih paham dengan SIREKAP “jelasnya.
Ini menjadi problem baru, berarti mereka yang direkrut oleh Jhesy, Ade dan Rizki pada pemilu kemaren adalah orang orang yang tidak paham teknologi terutama di TPS 1,2 dan 3 apakah ini dikarenakan perekrutan mereka atas dasar kedekatan tadi .
Untuk lebih jelasnya kami dari awak media mencoba mengkonfirmasi kan ke pihak KPU kota Metro, tapi sayang komisioner KPU yang menangani perihal PPS sedang tidak dikantor KPU, setelah dihubungi via TLP WA ke pihak KPU melalui ibu Yunita belum bisa ditemui dikarenakan masih ada kegiatan di bandar Lampung.