Tintainformasi.com, Metro —Guna mencegah tindak kekerasan pada anak di lingkungan SMK Taruna Gajah Mada, Satreskrim Polres Metro menggelar kegiatan Sosialisasi Perlindungan Anak, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di aula sekolah setempat, Senin (29/07/2024).
Dikatakan Kepala Unit (Kanit) PPA Polres Metro, Devi Suryanti, kegiatan tersebut bertujuan memberikan pengetahuan pada anak-anak di Kota Metro dari perbuatan cabul dan tindak kekerasan pada anak.
“Ini berhubungan juga dengan anak-anak, karena tahun ini banyak tindak pidana yang melibatkan anak baik menjadi sumber informasi atau menjadi pelaku,” ujarnya.
Ia menuturkan, guna mencegah tindak kekerasan pada anak, Kanit PPA Polres Metro telah berkolaborasi dengan Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Kota Metro dan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) PPA Kota Metro.
“Kami memberikan materi untuk mereka berhati-hati, agar tetap menjadi anak-anak yang baik sesuai dengan aturan, pada saat saya sekolah ya sekolah, tidak melakukan hal-hal yang melanggar hukum,” ujarnya.
“Semoga ilmu dan materi yang kami berikan itu menjadi tambahan wawasan untuk mereka kedepan, dan semoga mereka bisa mengggapai cita-cita lebih baik tanpa ada kendala,” imbuhnya.
Sementara itu Ketua Komisi Kajian dan Analisis Standar Pelayanan Hak Anak, Gatot Subroto mewakili Ketua LPAI Kota Metro, Asrori Mangku Alam menyampaikan pesan agar anak-anak harus berprestasi yang positif.
“Kalian harus ukir prestasi sejak pelajar, bawa nama baik orang tua, sekolah dan Kota Metro tercinta ini dengan berbagai prestasi. Yang punya bakat olah raga, seni atau teknilogi ikuti lomba-lomba yang diadakan baik tingkat kota, provinsi, nasional bahkan internasional,” ujar Kak Gatot, sapaan akrab Gatot Subroto.
Lebih lanjut Gatot menjelaskan bahwa kehadiran LPAI di Kota Metro adalah untuk mengawal pemenuhan hak-hak anak, juga mendampingi kasus-kasus anak yang berhadapan dengan hukum, baik itu sebagai korban maupun juga sebagai pelaku.
“Saya harap siswa-siswi SMK Gajahmada Mada ini bisa menjadi pelopor dan juga pelapor. Menjadi pelopor maksudnya menjadi contoh bagi teman-temannya untuk berprilaku yang baik dan menghindari hal-hal yang negatif, sedangkan menjadi pelapor adalah berani melaporkan kepada pihak sekolah maupun orang tua jika terjadi bullying ataupun kekerasan terhadap dirinya maupun temannya,” jelasnya.
Hal yang sama juga disampaikan Kepala Sekolah SMK Gajah Mada Kota Metro, Yusuf Nurhadi, bahwa kegiatan tersebut sangat membantu siswa-siswinya agar tidak melakukan tindakan kriminal.
“Ini antusias anak luar biasa melihat berbagai macam pertanyaan yang dijawab oleh siswa-siswi kami, agar mereka juga tahu terlindungi dalam perjalanan menjadi orang-orang dewasa,” tuturnya.
Pihaknya menjelaskan, bahwa kegiatan serupa diikuti 60 peserta, yang terdiri dari Program Teknik Parabola, Teknik Sepeda Motor, Teknik Bisnis Dalam Jaringan (Daring) dan Pemasaran.
“Saya berharap dengan adanya kegiatan ini siswa-siswi tidak melakukan tawuran, bullying, dan dapat mencegah aksi kekerasan pada lingkungan sekolah,” katanya.
Yusuf menambahkan, guna mengantisipasi adanya aksi bullying di SMK Gajah Mada, kedepan dirinya akan melakukan pembinaan pada apel pagi dan upacara.
“Menyampaikan tentang hukum bullying, dampak kekerasan, kerugian dari pidana yang akan menjadi titik jera sehingga mereka tidak melakukan bullying, kekerasan dan kriminal,” pungkasnya.