TINTAINFORMASI.COM, LAMPUNG — Tahun politik 2024 sudah di depan mata. Dalam hitungan bulan Indonesia akan merayakan pesta demokrasi secara serentak. Dibuka dengan pemilihan calon legislatif di awal tahun dan diakhiri dengan pemilihan presiden yang rencananya akan terlaksana di bulan November 2024.
Atribut partai berupa bendera, banner dan baliho perlahan telah menghiasi sudut-sudut ruang publik. Kompetisi antar partai politik pun kian sengit terutama mereka yang mengusung presiden dari partainya masing-masing. Sejumlah kecurangan dalam bentuk anarkisme pun kerap kali terjadi mewarnai persaingan yang harusnya berjalan secara fair dan damai.
Insiden perusakan banner Partai Gerindra di Kecamatan Marga Punduh, Kabupaten Pesawaran pada Kamis (20/4/2023), menjadi salah satu contoh praktek persaingan politik tidak sehat.
“Iya, tadi pelakunya sudah tertangkap. Awalnya dia ngaku bannernya hilang tapi setelah kami periksa ternyata ada di rumahnya dan sudah dalam keadaan rusak. Diselidiki lebih lanjut tersangkanya mengaku memang dari partai lain,” terang Ketua Pimpinan Anak Cabang Gerindra Marga Punduh Khendrik, saat dihubungi redaksi. (Dilansir dari bensor.co.id)
Menanggapi kejadian ini, Wakil Ketua DPC Gerindra Pesawaran M Rinaldi Alzier menyayangkan insiden tersebut. “Iya, Alhamdulillah, tadi sudah diselesaikan secara kekeluargaan antara kader Gerindra Marga Punduh dan pelaku. Yang bersangkutan sudah meminta maaf dan bersedia untuk bertanggung jawab atas perbuatannya,” ujar putra Alzier Dianis Thabranie ini.
Rinaldi berharap, semoga ke depannya semua partai dapat bersaing secara sehat. Toh pada dasarnya semua caleg punya niatan yang sama untuk membangun negara dan kampung halaman tercinta.
“Siapapun yang menang ya memang itu lah yang dipercaya oleh rakyat. Ga usah sampai berkelahi,” ucap Rinaldi. (Red)
